Meraih Kemenangan




Dalam setiap kompetisi yang sering di lakukan di kehidupan manusia, hamper semua pihak mengingingkan kemenangan. Juga demikian dalam segala alas an maupun dalam bentuk pertempuran, kemenangan menjadi tujuan meskipun harus mengorbankan nyawa. Ada yang bertempur demi Negara, demi keluarga dan harta benda, demi ideology, demi mempertahankan hidup, atau bahkan demi membela agama.
Segala pertempuran melawan sesuatu yang ada di luar diri membutuhkan pengorbanan dan rasa sakit. Namun pada akhirnya, kemenangan ataupun kekalahan yang dialami selalu saja memnyisakan kerugian bagi kedua pihak yang bertikai. Pertengkaran dan perkelahian juga berefek serupa. Menimbulkanrasa sakit, penderitaan fisik dan hati, bahkan kematian. Ketika berhasil menang dan musuh pun terbunuh, kemenangan itu justru tak lagi berharga. Musuh yang berhasil kita tundukkan dan semestinya menjadi kian hormat serta menghargai kemenangan kita nyatanya sudah tiada lagi. Kemenngan yang sesungguhnya kadang terasa sia sia.
Beda efeknya dengan kemenangan atas pertempuran ke dalam diri melawan keinginan keinginan negative yang akan menghancurkan kita. Mereka yang pernah mengalami kemenangan semacam ini mengerti indahnya kemenangan sejati. Tak ada yang ahancur atau tersakiti. Yang merasa menang akan bahagia karena berfikir dirinya sudah menang. Sedangkan yang mengalah juga merasa bahagia karena telah berhasil mengalahkan musuh terberat yang ada dalam dirinya; dorongan ego negative. Pertempuran seperti indah dan membahagiakan dalam kalah maupun menang.
Dalam pertempuran internal ini saat masing masing pihak merasa dirinya menang, itu menjadi kemanangan tanpa dendam yang benar benar mendamaikan. Hanya saja, pertempuran melawan dorongan pikiran yang selalu ingin memilih ego negative ini membutuhkan banyak latihan serta perjuangan hati yang berat. Tetapi, bukankah setiap pertempuran memang demikian berat dan penuh resiko?
Jika seseorang berani bertempur mengorbankan diri sampai mati hanya demi meraih kemenangan melawan ide ide luar yang tidak ia setujui, kenapa tidak memberanikan diri bertempur melawan ide ide di dalam pikiran yang akan menghancurkan arah kehidupan jika diikuti?bukankah tidak diperlukan pengorbanan nyawa untuk menang dalam pertempuran di dalam diri? Senjata kita hanya keikhlasan dan kesabaran serta keberania untuk menerima andaikan orang lain menilai kita sebagai seorang pengecut.bagi yang paham penilaian ini sebenarnya tidaklah beralasan. Sebab, keberania melawan satu musuh utama di dalam diri sungguh sama hebatmya dengan keberanian saat menghadapi seribu pertempuran untuk menundukkan ribuan musuh.
Bagi mereka yang menyadari, semakin besar dan sengit pertempuran di luar diri, sebenarnya sebuah pertanda bahwa pelaku pertempuran luar itu semakin kalah dalam pertempuran menentukan pilihan ego di dalam diri. Saat mana pilihan ego negative sudah menguasai arena pertempuran di dalam, siapapun tak akan kuasa lagi menghentikan pertempuran gabungan ego negative di luar. Benih kesadaran cinta kasih segelintir orang akan terkalahkan oleh persatuan eho negative yang telah menemukan ide pembenaran dalam kelompoknya. Inilah sumber meluasnya suatu pertikaian.
Dalam pemahaman sederhana, sesungguhnya segala bentuk perdebatan, perkelahian bahkan pertempuran yang terjadi dalam kehidupan manusia dimulai dari kebutuhan akan pengakuan. Semua orang ingin diakui oleh orang lain. Diakui Ide Idenya, diakui keberadaanya, diakui segala yang  menjadi bagian berharga dari tubuh dan konsep pikirannya. Kebutuhan alami yang sama sama ingin diakui dan dihargai ini sesungguhnya dapat membuat manusia menyadari bahwa mereka semua adalah makhluk yang diakui dan berharga bagi alam semesta.
Menariknya, pada semua pribadi manusia yang membutuhkan pengakuan ini , hanya sedikit yang menyadari bahwa hanya dibutuhkan satu jalan keluar yang mudah. Sangat mudah, kenapa kita tidak memberikan saja pengakuan dan penghargaan itu satau sama lain? Saat masing masing dari kita sibuk mencari pengakuan, tentu saja pengakuan tidak akan diperoleh karena semua orang sibuk mencarinya. Bayangkan bila sebaliknya, ketika semua orang sudah sibuk memberi pengakuan dan penghargaan bagi orang lain. Bukankah kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan itu akan terpenuhi sampai berlimpah?
Dari seluruh pemahaman ini, kemenangan rupanya mudah diraih dan tanpa perlu pertempuran dan pengorbanan besar hanya demi mendapat pengakuan dan penghargaan. Kita hanya perlu ikhlas untuk saling mengakui dan menghargai kelebihan sesame kita. Sederhana. Tapi  bila cara ini sulit untuk di lakukan dalam keseharian , itu hanya karena kita belum bisa mencobanya dengan ikhlas. Hanya dengan mulai mencoba menghargai orang, maka kemenangan sejati itu akan datang dengan sendirinya..

Comments

Popular posts from this blog

18+:Foto Otopsi Korban Pembunuhan dan Perkosaan

Hutan Hoia Baciu, Salah Satu Hutan Paling Mengerikan di Dunia