Memandang Jiwa
Menarik mengetahui bahwa tatkala sejumlah orang bijak bertutur bahwa mata adalah jendela Jiwa, ternyata dari dunia medis hal ini juga memiliki makna yang sama. perhatika ketika seorang Dokter menetapkan seseorang telah mengalami kematian, ia akan memeriksa pupil atau orang orangan mata dengan sorotan lampu. pada orang yang masih hidup cahaya akan masuk ke mata dan membuat pupil mengecil. Namun pada orang yang telah meninggal, 'jendela' jiwa (pupil) itu tetap melebar saat disinari. seperti jendela yang sedang membuka diri untuk celah mengintip kepergian Jiwa dari ruangannya dalam tubuh fisik.
Para polisi juga melakukan hal serupa. berbasis pengetahuan agama bahwa Jiwa tak pernah berbohong, maka saat menginterogasi penjahat mereka kerap memperhatikan gerakan pupil mata untuk melihat tanda tanda pengakuan jujur dari Jiwa atas kebohongan yang dilakukan pikiran standar. Kedua teknis ilmiah ini seperti menegaskan bahwa dengan keahlian tertentu, kita bisa mengamati perilaku jiwa manusia melalui pupil atau orang orangan mata.
Jika melalui Pupil mata kita bisa 'melihat" jiwa dalam tubuh manusia atau semesta kecil, rasanya dengan cara yang sama kita bisa melihat Jiwa Semesta ( Tuhan ) melalui orang orang yang ada di Bumi. Dan bukankah segala agama sendiri telah mengajarkan bahwa Tuhan ada dalam diri manusia sebagai Jiwa? Pupil adalah adalah jendela darimana mata hati kita bisa melihat keberadaan Tuhan di Bumi ini.
Tapi, tidak banyak dari kita berlatih tekun melihat Jiwa melalui pupil mata. Di anatara mereka yang sudah bisa ' melihat ' tanda tanda kehadiran Jiwa dalam tubuh manusia lewat Pupil atau orang orangan mata ini, tidak banyak yang bisa 'melihat' Tuhan pada orang orang di Bumi. Maka, sangat sedikitlah dari kita yang bisa memperlakukan manusia sebagaimana memperlakukan Tuhan, padahal Dia ada di dalam manusia atau makhluk lain sebagai Jiwa.
Bahkan banyak telah kita saksikan betapa kaum manusia entah ia beragama atau tidak, tega memperlakukan manusia lain seperti sedang memperlakukan Hewan. Atau memperlakukan hewan seperti sedang memperlakukan batu, kayu, atau benda mati lainnya. Ada mata hati yang belum terbuka untuk bisa 'melihat' jelas lewat sikap dan perilaku, bahwa ada Tuhan yang kita Puja dalam setiap manusia atau makhluk yang kita benci.
Kita memuja Tuhan sambil menyakiti sebagian makhluk yang tak lain adalah ciptaanNya juga. ada yang bahkan juga membenci makhluk makhluk gaib, seakan semua makhluk gaib adalah jahat dan bukan diciptakan oleh Tuhan Sang Maha Pencipta untuk di rawat oleh alam semesta. Ketidaktahuan memang tak selamanya benrmanfaat baik.
Ketidak tahuan akan keberadaan Tuhan dimana mana dalam setiap makhluk pada kenyataannya telah menimbukan kehancuran. Manusia saling menghujat, saling menyakiti, saling membunuh sesama makhluk. Isi pikiran kita yang berbeda telah membawa Jiwa manusia yang sama ini masuk dalam arena perkelahian dunia. seperti melihat jiwa melalui pupil mata, mungkin sudah saatnya kita belajar melihat Tuhan dari orang orang bumi. Mungkin pula ini satu satunya cara kita membangun surga di bumi sebelum menikmatinya pula di akhirat. dan untuk di ingat, ada Jiwa surgawi di Mata Anda.
Comments
Post a Comment