Kisah yg membuat hatiku perih dan menangis, tamparan untuk bangsa indonesia!!

ini terjadi di jakarta!! seorang ayah menggendong anaknya dari RSCM bogor karena tak mampu bayar ambulance
penumpang kereta rel listrik jurusan jakarta-bogor pun geger, sebab mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38th) tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3th).supriono akan memakamkan anaknya di kmpung Kramat,Bogor dengan menggunakan jasa KRL. tapi di stasiun tebet, supriono di paksa turun dari kereta dan di bawa ke kantor polisi karena di curigai si anak adalah korban pembunuhan. Tapi di kantor polisi, supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diotopsi.
Di RSCM supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah 4 hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kec. setiabudi." saya hanya sekali membawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 4000,- saya hanya pemulung kardus ,gelas dan botol botol yg penghasilannya hanya Rp10,000,-per hari". Ujar bapak 2anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayahnya yntuk memulung meski hanya terbaring di gerobak ayahnya.
Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa meninggal pada minggu (5/6) pukul 07.00
khaerunisa meninggal di depan sang ayah dengan terbaring di dalam gerobak kotor dan bau itu.tak ada siapa siapa kecuali sang ayah. Supriono termangu,uang di saku tinggal Rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain khafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak apalagi sampai harus menyewa ambulance. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono berniat menguburkan jenazah anaknya di kampung pemulung di kramat, bogor. ia berharap disana ia mendapatknan bantuan dari sesama pemulung.
Yang tersisa hanya kain kucel untuk membungkus jenazah. 
Supriono menggendong khaerunisa menuju stasiun ketika krl jurusan bogor datang , tiba tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu di jelaskan oleh supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan di bawa ke bogor, spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono di bawa ke kantor polisi di tebet. supriono ngotot meminta agar jenazah anaknya segera dimakamkan. Tapi dia hanya tersandar di tembok  sambil memandangi mayat khaerunnisa yang terbujur kaku. pukul 16.00 akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut. lagi lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulance, supriono harus berjalan kaki menggendong mayat khaerunisa dengan kain sarung. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekedarnya untuk perjalanannya ke bogor.
Para pedagang di RSCM juga memberikan minuman dan makanan untuk bekal supriono .

"Masyarakat dan aparat  pemerintah saat ini sudah tidak lagi peduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab". Ujar psikolog Sartono Mukadis.

Dalam hal ini siapakah yang patut di persalahkan, apakah karena supriono menjadi orang bodoh dan miskin, dan tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ataukah para aparat pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan yang hanya memandang sebelah mata, tidak mengutamakan rasa manusiawi melainkan duniawi??
sekali lagi saya paparkan kebobrokan system dalam masyarakat dan bangsa indonesi.

Comments

Popular posts from this blog

18+:Foto Otopsi Korban Pembunuhan dan Perkosaan

Hutan Hoia Baciu, Salah Satu Hutan Paling Mengerikan di Dunia