HUKUMAN PANCUNG, SEBERAPA SAKITKAH DARI SISI MEDIS?



Seberapa Sakit Hukuman Pancung?
Hukuman mati yang menimpa ruyati binti satubi beberapa waktu lalu menjadi topik yang hangat diperbincangkan, video eksekusi pancung ruyati dari media arab yang diunduh di youtube menuai banyak komentar miring. secara kasat mata hukuman mati dengan cara dipancung terlihat sadis, ekstrim dan menyakitkan. Bagimana tidak dengan sekali tebas, kepala langsung terpisah, darah seketika tumpah bagaikan air yang keluar dari galon yang pecah, maka bagi penonton eksekusi pancung yang memiliki psikis lemah akan mengalami gejala mual-mual, pening sampai muntah.

Tapi tidak banyak orang yang tahu bahwa proses kematian (mau itu karena sakit parah, serangan jantung atau stroke maupun hukuman mati) secara klinis terjadi karena aliran oksigen ke kepala terhenti, oksigen dihantarkan darah bersih dari jantung melalui arteri utama.

Mengenai rasa sakit, reseptor utama tubuh adalah otak dan syaraf-syaraf yang menangkap reaksi dari luar maupun dalam tubuh yang menyampaikannya ke otak, jadi bisa dibilang inti dari kehidupan makhluk hidup terletak di otak. Pembaca mulai bisa membayangkan, apakah cara pemancungan itu yang terbaik bagi si terdakwa hukuman mati?
Kita tidak akan tahu bagimana rasanya dipancung karena orang yang sudah dipancung tidak mungkin ditanya atau diwawancara. tetapi kita dapat tahu melalui percobaan serupa terhadap binatang mamalia dan kemungkinan yang terjadi jika aliran darah spontan terhenti dimana otak hanya akan survive selama 3-5 menit tanpa oksigen lalu kemudian mati, sedangkan pada hukuman pancung aliran oksigen langsung terhenti karena arteri utama terputus dengan rasa sakit yang hanya beberapa detik setelah syaraf sumsum tulang belakang/spinal cord terputus (karena kita tahu rasa sakit itu sebagai akibat reaksi syaraf terhadap kondisi intern atau ekstern)

Penelitian sains terhadap binatang mamalia yang dipenggal menunjukan; Anjing menjadi tidak sadar 12 detik setelah suplai darah suplai ke otak mereka tersumbat (Roberts 1954). Telah dihitung bahwa otak manusia memiliki cukup oksigen untuk metabolisme disimpan untuk bertahan sekitar 7 detik setelah pasokan terputus (McIlwain dan Bachelard 1985). Namun, otak juga bisa memperoleh sebagian energi dari substrat di kulit
kepala dan otot-otot wajah dan leher (Geiger dan Magnes 1947). Dan mati akibat anoxia/kekurangan oksigen aibat pendarahan hebat.

Melalui penelitian di atas dapat disimpulkan hewan dan manusia yang dipenggal akan merasakan sakit kira-kira 7 sampai 15 detik sebelum benar-benar meninggal. Bandingkan dengan kematian akibat tembakan yang membutuhkan waktu 10-20 menit sebelum objek meninggal atau penggantungan yang membutuhkan waktu hampir 20 menit meregang nyawa sebelum akhirnya secara medis meninggal. Begitulah unik dan anehnya dunia, tidak semua yang terlihat sama dengan yang dirasakan

Comments

Popular posts from this blog

Hutan Hoia Baciu, Salah Satu Hutan Paling Mengerikan di Dunia

6 Kisah Unik Saksi Hidup Nyi Roro Kidul