Hewan Ini Mampu Hidup 200 Tahun, Ketangguhan Alam
Bisa hidup lebih dari 200 tahun, tak mati saat dibawa ke luar angkasa, dan mampu bertahan dalam kondisi paling ekstrem di planet bumi. Tak masuk akal ada mahluk hidup sekuat itu. Tapi, ini nyata.
Seperti dimuat situs News.com.au, Jumat (22/2/2013), apa yang tak mungkin bagi manusia dimiliki oleh hewan yang luar biasa kecil, hidup di air yang disebut tardigrade. Mahluk yang juga dijuluki "beruang air" (water bear) itu adalah yang paling tangguh di muka bumi.
Bentuknya mirip ulat laut, tardigrade punya cakar di kaki-kaki mereka -yang membuat mahluk ini menyandang istilah "beruang".
Tubuh hewan berkaki delapan ini tak lebih dari 1 milimeter, namun ia bisa terlihat jelas menggunakan mikroskop dasar.
Gerak tardigrade amat lambat, di dasar air yang ditutupi lumut, dan butiran pasir. Lebih dari 900 spesies tardigrade hidup di air tawar, sementara sekitar 10 lainnya bisa ditemukan di laut.
Keberadaannya bisa ditemukan di mana-mana, dari ketinggian Gunung Himalaya sampai Gurun Sahara yang minta ampun panasnya. Dari hutan tropis Amazon hingga air yang membeku di Arktik.
Dengan kemampuannya melakukan cryptobiosis -menghentikan proses metabolisme mendekati kondisi seperti mati -tardigrade bisa bertahan hidup dalam kondisi mematikan bagi manusia atau kebanyakan hewan lain.
Seperti dimuat situs Technician, Harold Heatwole, profesor biologi ahli tardigrade mengatakan, mahluk itu adalah salah satu-satunya hewan di Bumi yang dapat mati dan hidup kembali. "Dengan kemampuan istimewa melakukan cryptobiosis," kata dia.
Dibawa ke Luar Angkasa
Pada 1920, seorang profesor Jerman menemukan, tardigrade bisa selamat meski direbus pada suhu 150 derajat Celcius. Atau tetap hidup meski dibekukan selama berhari-hari di suhu di bawah 200 derajat Celcius.
Mereka juga tahan paparan radiasi hingga 5.700 gray, padahal 10-20 gray saja akan membunuh manusia dan sebagian besar hewan lainnya. Hewan kecil ini ternyata punya ketangguhan selevel monster!
Pada 2007 lalu, sejumlah tardigrade diluncurkan ke luar angkasa oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Dalam misi istimewa Tardigrades in Space (TARDIS).
Hasilnya tak mengecewakan, "astronot" mini itu bisa bertahan di kondisi hampa udara, dipapar sinar kosmik, beberapa bahkan selamat dari radiasi sinar UV lebih dari 1.000 kali lipat lebih tinggi dari yang diterima permukaan bumi.
Hingga saat ini, para ilmuwan belum mengetahui bagaimana tardigrade berkembang biak, juga keterkaitannya dengan mahluk lain di bumi. Juga, bagaimana bisa hewan kecil itu bisa memiliki ketangguhan hidup.
Mungkinkah makhluk-makhluk yang bertahan hidup luar angkasa, sejatinya memang datang dari luar tata surya? Soal ini, belum ada jawaban. (Ein)
Comments
Post a Comment