Misteri G-Spot Wanita Dan Pria
G-Spot merupakan singkatan dari Gräfenberg Spot. Beberapa berpikir bahwa G Spot hanyalah mitos belaka, tapi ada juga yang berpikir bahwa G-Spot merupakan pemicu yang sangat efektif untuk memberikan Orgasme Wanita dan Pria yang Sensasional. Mohon kebijakan anda dalam mengartikan postingan ini yang kami tujukan untuk anda sahabat anehdidunia.com yang telah dewasa.
Penemu G Spot
Ernst Grafenberg adalah seorang dokter berkebangsaan Jerman yang lahir di Adelebsen dekat Goettingen-Jerman pada 26 September 1881 dan meninggal pada 28 Oktober 1957 di New York Amerika. Ia dikenal sebagai pengembang Intra Uterine Device (IUD) dan studinya terkait orgasme pada wanita. Huruf G pada istilah G-Spot diambll dari namanya Grafenberg.
Grafenberg belajar kedokteran di Goettingen dan Munich, mendapatkan gelar doktor pada 16 Maret 1905, lulus dengan "Summa Cum Laude". Dia mulai bekerja sebagai seorang dokter mata di Universitas Wirzburg, Bavaria. Kemudian pindah ke Departemen Obstetrik dan Ginekologi di Universitas Kiel, dimana ia menerbitkan karya tentang kanker metastasis (Grafenberg teori), dan fisiologi implantasi telur.
Pada tahun 1910 Grafenberg bekerja sebagai seorang ginekolog di Berlin, dan pada tahun 1910 ini bisa dibilang cukup sukses, dengan kantor di Kurmrstendamm. Dia adalah kepala ginekolog Rumah Sakit Municipal di Britz, Distrik Berlin, dan mulai studi ilmiah fisiologi reproduksi manusia di Universitas Berlin.
Di Berlin, ia bekerja dengan Dr. J Thies dan mulai melakukan kerja sainsnya di bidang fisiologi reproduksi yang menghasilkan tiga makalah. Grafenberg disebut sebagai orang yang mengembangkan sebuah tes ovulasi untuk pertama kalinya.
Selama Perang Dunia Pertama, dia adalah seorang petugas medis. Ia pun terus menerbitkan makalah, sebagian besar mengenai fisiologi perempuan. Meskipun bekerja di garis depan pertempuran, Grafenberg sering dipanggil untuk membantu proses melahirkan wanita-wanita di Rusia. Selama perang, ia menerbitkan 7 makalah terkait luka tembak di dada dan perut.
Setelah perang berakhir, ia meneruskan penelitiannya di Berlin-Charlottenburg. Dan pada tahun 1918, Grafenberg menerbitkan karya sebanyak 29 halaman mengenai cairan pada vagina. Dia adalah orang pertama yang menggambarkan hubungan fisiologi antara stimulasi dari pertumbuhan folikel atau kantung dari endometrium dengan variasi siklus keasaman sekresi vagina. Sahabat anehdidunia.com pada tahun 1928, setelah 10 tahun meneliti 100 IUD, Grafenberg memberikan kuliah pertamanya mengenai "Sutra sebagai metode kontrasepsi" di Berlin. Ia pun mulai memberikan kuliah di London dan Frankfurt tentang metode intra uterine yang dikembangkannya sebagai pengendali kelahiran. Pada tahun 1929 dalam presentasinya, ia memperkenalkan "Cincin Grafenberg", dan ini tercatat sebagai spiral pertama yang digunakan.
Cincin tersebut terbuat dari kawat perak melingkar. Grafenberg pun menekankan bahwa kehati-hatian saat pemasangan sangat penting, begitu pula dengan kontrol rutin yang harus terus dilakukan pasca pemasangan. Menurut pantauan saat itu, endometria wanita yang telah dipasang oleh cincin Grafenberg tidak ada yang mengalami peradangan.
Faktanya, cincin yang dibuat oleh Grafenberg tidak menyebabkan cedera atau kematian sebagaimana IUD konvensional pada masa itu. Menurut hasil otopsi pada beberapa wanita yang pernah memakai cincin Grafenberg, cincin tersebut bisa dipakai hingga 24 tahun, bahkan ada yang sampai 58 tahun.
Cincin tersebut digunakan hingga tahun 1960 dan diganti dengan IUD yang terbuat dari plastik. Namun akhir-akhir ini, para dokter mulai memunculkan kembali cincin Grafenberg lagi. Karena tak seperti IUD yang terbuat dari plastik, cincin tersebut tidak memiliki benang, sehingga lebih aman karena infeksi terkadang bisa naik melalui benang menuju uterus atau rahim.
Pada tahun 1928, Grafenberg menjadi anggota komite eksekutif dari komunitas seksologi internasional. Dan pada tahun 1933, ketika Nazi berkuasa, Grafenberg yang merupakan dokter keturunan Yahudi, diminta untuk menyerahkan kedudukannya sebagai kepala ginekolog dan obstetrik di Britz-Berlin.
Mereka pun mengultimatum, bahwa mengiklankan kontrasepsi ataupun memberikan saran terkait kontrasepsi adalah ilegal. Tahun 1934, Dr. Hans Lehfeldt menyarankan Grafenberg untuk meninggalkan Jerman. Namun ia bersikeras untuk tetap tinggal, karena merasa aman. Sebab, banyak pasiennya yang merupakan istri petinggi Nazi. Tapi, ternyata dia salah.
Grafenberg pun ditangkap dan ditahan oleh Nazi. Teman-temanya di komunitas seksologi internasional berupaya untuk melepaskannya melalui negosiasi Amerika. Tahun 1940, atas lobi-lobi dari Margaret Sanger, ia dibebaskan dari penjara dan pindah ke California Amerika.
Pada tahun 1950, ia mengatakan dalam makalahnya, bahwa ada area-area tertentu pada alat kelamin wanita yang sangat sensitif bila distimulasi secara seksual. Area yang paling mudah distimulasi yakni di posterior urethra atau bagian belakang saluran kencing yang dimulai dari leher kandung kemih. Area tersebut dikenal sebagai Grafenberg Spot atau G-Spot.
Tahun 1953, Dr Grafenberg divonis menderita penyakit degeneratif saraf parkinson yang menyulitkannya untuk menggerakkan otot-ototnya. Ia meninggal pada tanggal 28 Oktober 1957 di New York. Namun sayang kepergian Grafenberg tidak sedikitpun dikabarkan dalam media atau paper sains di Amerika saat itu.
G-Spot Wanita
kaum wanita sulit atau jarang mengalami orgasme. Menurut suatu penelitian, bahkan lebih dari lima puluh persen wanita yang telah menikah sama sekali belum pernah merasakan apa itu orgasme. Konon selain masalah teknis dari pasangannya, juga disebabkan sang wanita belum ‘tersentuh’ pusat gairahnya. Ketika Grafenberg mempublikasikan penemuannya tersebut, maka G-spot menjadi suatu informasi yang banyak dicari dan dibicarakan. Apakah G-spot ini memang benar ada ataukah hanya isu agar para pria lebih ‘tertantang’?
Menurut para seksolog dan ginekolog G-spot memang benar ada. Hanya saja mungkin tidak didapati pada sebagian wanita, atau berbeda tingkat sensitifitasnya antara satu dengan yang lain. Dimana letak G-spot pada wanita? G-spot terletak pada daerah sekitar satu atau dua inchi di dinding vagina bagian depan. Bagian ini bisa dirasakan karena merupakan jaringan berbentuk spons, dan bisa disamakan dengan prostat pada pria. Jika seorang wanita tidak terangsang bagian ini kira-kira sebesar kacang. Tetapi saat terangsang ia akan membesar hingga mencapai diameter kira-kira seukuran koin. Ini bisa terjadi karena G-spot dibentuk dari jaringan erektil yang mengembang ketika aliran darah meningkat ke bagian tersebut. Jika diraba dengan jari akan terasa lebih kasar dibanding jaringan vagina sekitarnya yang lebih licin dan halus.
Cara menemukan G-spot Pada Wanita
Lantas bagaimana cara menemukan daerah ini? Cara yang paling banyak direkomendasikan adalah memasukan jari telunjuk hingga ke bagian ujung belakang vagina, lantas tekuk ujung jari hingga menempel pada dinding vagina bagian depan dan tariklah dengan pelan ujung jari Anda ke arah luar vagina hingga merasakan suatu wilayah kecil yang terasa lebih kasar. Itulah G-spot! Wilayah ini lebih gampang ditemukan saat wanita terangsang. Yang harus diingat bahwa tidak semua wanita memiliki G-spot, atau pada orang tertentu bagian tersebut tidak sensitif, atau pada tiap orang bisa muncul sensasi yang berbeda. Beberapa wanita mengatakan mereka merasakan seperti hendak buang air kecil saat bagian ini terangsang. Bagi mereka yang sensitif dan bisa menikmati biasanya akan memperoleh orgasme yang kuat hingga mengalami ejakulasi cairan dari urethra (urine).
Perlu waktu untuk menemukan G-spot. Jika tertarik, hal ini bisa digunakan sebagai eksplorasi bersama pasangan. Dan jika berhasil ditemukan, bersiap-siaplah untuk ‘melayang’ setiap waktu. Tetapi andaikan pun seorang wanita tidak memiliki G-spot atau tidak sensitif, tidak perlu berkecil hati, karena masih ada klitoris yang juga bisa menimbulkan sensasi orgasme yang hebat :)
G-Spot Pria
Berbeda dengan wanita yang hanya memiliki 1 titik yang dikenal sebagai g-spot, ternyata pria justru memiliki 3 titik g-spot . Rangsangan pada area g-spot membantu kita memberikan kepuasan seksual yang optimal pada pasangan. Dan sahabat anehdidunia.com, selama ini pria lebih fokus mencari trik untuk menemukan g-spot wanita karena makhluk ini terkenal relatif lebih sulit mencapai orgasme dibanding pria. Selain pada dasarnya hampir seluruh permukaan kulit pria merupakan hot spot yang dapat memicu ereksi ketika disentuh lawan jenis, namun kepekaan seksual ini cenderung berkurang seiring bertambahnya usia suatu hubungan. Sedangkan g-spot akan selalu menjadi area sensitif untuk membangkitkan rangsangan seksual menuju orgasme yang akan selalu anda inginkan.
Mengetahui titik-titik g-spot masing-masing pasangan dan menyertakan area-area ini dalam aktifitas seksual akan mempertahankan sensasi kenikmatan yang optimal, bahkan berpotensi membuat anda ketagihan. Kehidupan seksual anda dan pasangan pun akan tetap terjaga kehangatannya.
Oke, jika anda sudah berhasil menemukan g-spot si dia, sekarang waktunya anda mengenal titik-titik syahwat yang ada di tubuh anda sendiri dan mulailah ajak pasangan anda untuk mengeksplorasi untuk kenikmatan bersama.
Frenulum
Area sensitif ini terletak di belakang penis, seperti selaput yang menghubungkan kepala dan badan penis. Banyak ujung saraf yang berakhir di area ini. Mintalah pasangan untuk merangsang wilayah ini dengan cara oral akan menimbulkan reaksi yang luar biasa. Atau anda bisa melakukan sendiri saat bermasturbasi dengan sentuhan ujung jari dan sedikit pelumas.
Perineum
Perineum adalah area yang terletak di antara kantung testikel dan anus. Kontraksi otot perineum inilah yang memberikan rasa nikmat ketika pria mengalami ejakulasi. Rangsangan pada area ini akan membuat ereksi menjadi maksimal. Dapat dilakukan secara oral ketika foreplay, dan saat melakukan coitus, pada posisi yang tepat anda bisa meminta pasangan untuk menyentuh perineum dengan jari-jarinya. Sentuhan-sentuhan ini akan mempertahankan ereksi maksimal penis dan akhirnya memberikan kenikmatan bagi kedua pihak.
Prostat
Area g-spot yang ketiga ini dipercaya oleh para ahli seksologi sebagai g-spot yang berpotensi memberikan pengalaman orgasme paling luar biasa pada pria. Namun sayang, untuk mencapai area ini akan melibatkan aktifitas yang masih dianggap tabu oleh mayoritas pria. Butuh pemikiran yang sangat terbuka untuk menjadikan titik ini sebagai salah satu wilayah eksplorasi seksual pada pria. Itu pun jika anda mampu menepis rasa risih yang mungkin timbul, dan pasangan anda bersedia melakukannya. Prostat adalah kelenjar seukuran buah kenari yang terletak diantara kandung kemih dan penis anda. Area ini hanya bisa dicapai dengan memasukkan jari atau benda lain melalui anus. What the f**k??? Ya, kebanyakan pria straight tidak akan nyaman membahas area ini, tapi seperti penuturan seksologist DR. Christine Murod di laman situs Askmen, melibatkan rangsangan prostat dalam aktifitas seksual anda akan memberikan klimaks yang luar biasa.
Penemu G Spot
Ernst Grafenberg adalah seorang dokter berkebangsaan Jerman yang lahir di Adelebsen dekat Goettingen-Jerman pada 26 September 1881 dan meninggal pada 28 Oktober 1957 di New York Amerika. Ia dikenal sebagai pengembang Intra Uterine Device (IUD) dan studinya terkait orgasme pada wanita. Huruf G pada istilah G-Spot diambll dari namanya Grafenberg.
Grafenberg belajar kedokteran di Goettingen dan Munich, mendapatkan gelar doktor pada 16 Maret 1905, lulus dengan "Summa Cum Laude". Dia mulai bekerja sebagai seorang dokter mata di Universitas Wirzburg, Bavaria. Kemudian pindah ke Departemen Obstetrik dan Ginekologi di Universitas Kiel, dimana ia menerbitkan karya tentang kanker metastasis (Grafenberg teori), dan fisiologi implantasi telur.
Pada tahun 1910 Grafenberg bekerja sebagai seorang ginekolog di Berlin, dan pada tahun 1910 ini bisa dibilang cukup sukses, dengan kantor di Kurmrstendamm. Dia adalah kepala ginekolog Rumah Sakit Municipal di Britz, Distrik Berlin, dan mulai studi ilmiah fisiologi reproduksi manusia di Universitas Berlin.
Di Berlin, ia bekerja dengan Dr. J Thies dan mulai melakukan kerja sainsnya di bidang fisiologi reproduksi yang menghasilkan tiga makalah. Grafenberg disebut sebagai orang yang mengembangkan sebuah tes ovulasi untuk pertama kalinya.
Selama Perang Dunia Pertama, dia adalah seorang petugas medis. Ia pun terus menerbitkan makalah, sebagian besar mengenai fisiologi perempuan. Meskipun bekerja di garis depan pertempuran, Grafenberg sering dipanggil untuk membantu proses melahirkan wanita-wanita di Rusia. Selama perang, ia menerbitkan 7 makalah terkait luka tembak di dada dan perut.
Setelah perang berakhir, ia meneruskan penelitiannya di Berlin-Charlottenburg. Dan pada tahun 1918, Grafenberg menerbitkan karya sebanyak 29 halaman mengenai cairan pada vagina. Dia adalah orang pertama yang menggambarkan hubungan fisiologi antara stimulasi dari pertumbuhan folikel atau kantung dari endometrium dengan variasi siklus keasaman sekresi vagina. Sahabat anehdidunia.com pada tahun 1928, setelah 10 tahun meneliti 100 IUD, Grafenberg memberikan kuliah pertamanya mengenai "Sutra sebagai metode kontrasepsi" di Berlin. Ia pun mulai memberikan kuliah di London dan Frankfurt tentang metode intra uterine yang dikembangkannya sebagai pengendali kelahiran. Pada tahun 1929 dalam presentasinya, ia memperkenalkan "Cincin Grafenberg", dan ini tercatat sebagai spiral pertama yang digunakan.
Cincin tersebut terbuat dari kawat perak melingkar. Grafenberg pun menekankan bahwa kehati-hatian saat pemasangan sangat penting, begitu pula dengan kontrol rutin yang harus terus dilakukan pasca pemasangan. Menurut pantauan saat itu, endometria wanita yang telah dipasang oleh cincin Grafenberg tidak ada yang mengalami peradangan.
Faktanya, cincin yang dibuat oleh Grafenberg tidak menyebabkan cedera atau kematian sebagaimana IUD konvensional pada masa itu. Menurut hasil otopsi pada beberapa wanita yang pernah memakai cincin Grafenberg, cincin tersebut bisa dipakai hingga 24 tahun, bahkan ada yang sampai 58 tahun.
Cincin tersebut digunakan hingga tahun 1960 dan diganti dengan IUD yang terbuat dari plastik. Namun akhir-akhir ini, para dokter mulai memunculkan kembali cincin Grafenberg lagi. Karena tak seperti IUD yang terbuat dari plastik, cincin tersebut tidak memiliki benang, sehingga lebih aman karena infeksi terkadang bisa naik melalui benang menuju uterus atau rahim.
Pada tahun 1928, Grafenberg menjadi anggota komite eksekutif dari komunitas seksologi internasional. Dan pada tahun 1933, ketika Nazi berkuasa, Grafenberg yang merupakan dokter keturunan Yahudi, diminta untuk menyerahkan kedudukannya sebagai kepala ginekolog dan obstetrik di Britz-Berlin.
Mereka pun mengultimatum, bahwa mengiklankan kontrasepsi ataupun memberikan saran terkait kontrasepsi adalah ilegal. Tahun 1934, Dr. Hans Lehfeldt menyarankan Grafenberg untuk meninggalkan Jerman. Namun ia bersikeras untuk tetap tinggal, karena merasa aman. Sebab, banyak pasiennya yang merupakan istri petinggi Nazi. Tapi, ternyata dia salah.
Grafenberg pun ditangkap dan ditahan oleh Nazi. Teman-temanya di komunitas seksologi internasional berupaya untuk melepaskannya melalui negosiasi Amerika. Tahun 1940, atas lobi-lobi dari Margaret Sanger, ia dibebaskan dari penjara dan pindah ke California Amerika.
Pada tahun 1950, ia mengatakan dalam makalahnya, bahwa ada area-area tertentu pada alat kelamin wanita yang sangat sensitif bila distimulasi secara seksual. Area yang paling mudah distimulasi yakni di posterior urethra atau bagian belakang saluran kencing yang dimulai dari leher kandung kemih. Area tersebut dikenal sebagai Grafenberg Spot atau G-Spot.
Tahun 1953, Dr Grafenberg divonis menderita penyakit degeneratif saraf parkinson yang menyulitkannya untuk menggerakkan otot-ototnya. Ia meninggal pada tanggal 28 Oktober 1957 di New York. Namun sayang kepergian Grafenberg tidak sedikitpun dikabarkan dalam media atau paper sains di Amerika saat itu.
G-Spot Wanita
kaum wanita sulit atau jarang mengalami orgasme. Menurut suatu penelitian, bahkan lebih dari lima puluh persen wanita yang telah menikah sama sekali belum pernah merasakan apa itu orgasme. Konon selain masalah teknis dari pasangannya, juga disebabkan sang wanita belum ‘tersentuh’ pusat gairahnya. Ketika Grafenberg mempublikasikan penemuannya tersebut, maka G-spot menjadi suatu informasi yang banyak dicari dan dibicarakan. Apakah G-spot ini memang benar ada ataukah hanya isu agar para pria lebih ‘tertantang’?
Menurut para seksolog dan ginekolog G-spot memang benar ada. Hanya saja mungkin tidak didapati pada sebagian wanita, atau berbeda tingkat sensitifitasnya antara satu dengan yang lain. Dimana letak G-spot pada wanita? G-spot terletak pada daerah sekitar satu atau dua inchi di dinding vagina bagian depan. Bagian ini bisa dirasakan karena merupakan jaringan berbentuk spons, dan bisa disamakan dengan prostat pada pria. Jika seorang wanita tidak terangsang bagian ini kira-kira sebesar kacang. Tetapi saat terangsang ia akan membesar hingga mencapai diameter kira-kira seukuran koin. Ini bisa terjadi karena G-spot dibentuk dari jaringan erektil yang mengembang ketika aliran darah meningkat ke bagian tersebut. Jika diraba dengan jari akan terasa lebih kasar dibanding jaringan vagina sekitarnya yang lebih licin dan halus.
Cara menemukan G-spot Pada Wanita
Lantas bagaimana cara menemukan daerah ini? Cara yang paling banyak direkomendasikan adalah memasukan jari telunjuk hingga ke bagian ujung belakang vagina, lantas tekuk ujung jari hingga menempel pada dinding vagina bagian depan dan tariklah dengan pelan ujung jari Anda ke arah luar vagina hingga merasakan suatu wilayah kecil yang terasa lebih kasar. Itulah G-spot! Wilayah ini lebih gampang ditemukan saat wanita terangsang. Yang harus diingat bahwa tidak semua wanita memiliki G-spot, atau pada orang tertentu bagian tersebut tidak sensitif, atau pada tiap orang bisa muncul sensasi yang berbeda. Beberapa wanita mengatakan mereka merasakan seperti hendak buang air kecil saat bagian ini terangsang. Bagi mereka yang sensitif dan bisa menikmati biasanya akan memperoleh orgasme yang kuat hingga mengalami ejakulasi cairan dari urethra (urine).
Perlu waktu untuk menemukan G-spot. Jika tertarik, hal ini bisa digunakan sebagai eksplorasi bersama pasangan. Dan jika berhasil ditemukan, bersiap-siaplah untuk ‘melayang’ setiap waktu. Tetapi andaikan pun seorang wanita tidak memiliki G-spot atau tidak sensitif, tidak perlu berkecil hati, karena masih ada klitoris yang juga bisa menimbulkan sensasi orgasme yang hebat :)
G-Spot Pria
Berbeda dengan wanita yang hanya memiliki 1 titik yang dikenal sebagai g-spot, ternyata pria justru memiliki 3 titik g-spot . Rangsangan pada area g-spot membantu kita memberikan kepuasan seksual yang optimal pada pasangan. Dan sahabat anehdidunia.com, selama ini pria lebih fokus mencari trik untuk menemukan g-spot wanita karena makhluk ini terkenal relatif lebih sulit mencapai orgasme dibanding pria. Selain pada dasarnya hampir seluruh permukaan kulit pria merupakan hot spot yang dapat memicu ereksi ketika disentuh lawan jenis, namun kepekaan seksual ini cenderung berkurang seiring bertambahnya usia suatu hubungan. Sedangkan g-spot akan selalu menjadi area sensitif untuk membangkitkan rangsangan seksual menuju orgasme yang akan selalu anda inginkan.
Mengetahui titik-titik g-spot masing-masing pasangan dan menyertakan area-area ini dalam aktifitas seksual akan mempertahankan sensasi kenikmatan yang optimal, bahkan berpotensi membuat anda ketagihan. Kehidupan seksual anda dan pasangan pun akan tetap terjaga kehangatannya.
Oke, jika anda sudah berhasil menemukan g-spot si dia, sekarang waktunya anda mengenal titik-titik syahwat yang ada di tubuh anda sendiri dan mulailah ajak pasangan anda untuk mengeksplorasi untuk kenikmatan bersama.
Frenulum
Area sensitif ini terletak di belakang penis, seperti selaput yang menghubungkan kepala dan badan penis. Banyak ujung saraf yang berakhir di area ini. Mintalah pasangan untuk merangsang wilayah ini dengan cara oral akan menimbulkan reaksi yang luar biasa. Atau anda bisa melakukan sendiri saat bermasturbasi dengan sentuhan ujung jari dan sedikit pelumas.
Perineum
Perineum adalah area yang terletak di antara kantung testikel dan anus. Kontraksi otot perineum inilah yang memberikan rasa nikmat ketika pria mengalami ejakulasi. Rangsangan pada area ini akan membuat ereksi menjadi maksimal. Dapat dilakukan secara oral ketika foreplay, dan saat melakukan coitus, pada posisi yang tepat anda bisa meminta pasangan untuk menyentuh perineum dengan jari-jarinya. Sentuhan-sentuhan ini akan mempertahankan ereksi maksimal penis dan akhirnya memberikan kenikmatan bagi kedua pihak.
Prostat
Area g-spot yang ketiga ini dipercaya oleh para ahli seksologi sebagai g-spot yang berpotensi memberikan pengalaman orgasme paling luar biasa pada pria. Namun sayang, untuk mencapai area ini akan melibatkan aktifitas yang masih dianggap tabu oleh mayoritas pria. Butuh pemikiran yang sangat terbuka untuk menjadikan titik ini sebagai salah satu wilayah eksplorasi seksual pada pria. Itu pun jika anda mampu menepis rasa risih yang mungkin timbul, dan pasangan anda bersedia melakukannya. Prostat adalah kelenjar seukuran buah kenari yang terletak diantara kandung kemih dan penis anda. Area ini hanya bisa dicapai dengan memasukkan jari atau benda lain melalui anus. What the f**k??? Ya, kebanyakan pria straight tidak akan nyaman membahas area ini, tapi seperti penuturan seksologist DR. Christine Murod di laman situs Askmen, melibatkan rangsangan prostat dalam aktifitas seksual anda akan memberikan klimaks yang luar biasa.
Comments
Post a Comment