DENDAM MAYAT HANGUS



Bekerja sebagai seorang sopir taksi memang banyak risikonya. Terutama jika harus mengambil penumpang pada waktu malam. Akhir-akhir ini, banyak kasus-kasus pidana yang melibatkan sopir taksi. Baik sebagai korban atau pemangsa. Begitulah yang terjadi kepada seorang teman aku bernama Sadiq. Dia baru sebulan jadi sopir taksi. Tapi pengalaman yang dilaluinya bukan saja tragis, bahkan diselubungi misteri. Manakan tidak, taksi yang dipandunya tiba-tiba terbakar sebelum terjungkal beberapa belas meter ke dalam jurang.

Saat ini Sadiq dirawat di Rumah Sakit dengan cedera parah di seluruh tubuh. Sebagian tubuhnya menderita luka bakar akibat terbakar. Sedih aku melihat kondisi fisik Sadiq yang sebegitu rupa. Sadiq sudah sadar sewaktu aku menjenguknya di RS. Matanya terkelip-kelip memandang aku seakan ingin mengatakan sesuatu. Namun alat bantuan pernapasan yang menyerkup mulutnya menghalangi komunikasi antara kami. Bahasa tubuhnya tak dapat aku pahami. Di satu sudut, ibu Sadiq sedang terisak menangis sambil mencoba ditenangkan oleh ayahnya. Sementara Khalil, adik lelaki Sadiq yang berusia 19 tahun terlihat murung menatap jauh ke luar jendela. Aku mengerti, adiknya ada bersama sewaktu kecelakaan yang hampir merenggut nyawa mereka tu. Anehnya, dia tidak mengalami cedera serius.

Aku mendekati Khalil untuk mendapatkan informasi lebih jelas mengenai kejadian yang terjadi. Khalilpun mulai bercerita;

Malam tu abang Sadiq jemput saya pulang dari kuliah seperti biasa. Sewaktu dalam perjalanan balik , ada seorang perempuan muda menyetop taksi abang Sadiq di sekitar . Kulitnya agak gelap kehitaman. Pakaiannya nampak kotor. Wajahnya tersembunyi di balik tudung lusuh. Dia minta diantar ke kota sebab mobilnya kehabisan minyak di sana. Tanpa berpikir panjang, abang Sadiq pun memberikan tumpangan. Waktu dia masuk dalam taksi, saya sudah merasakan ada yang tidak beres dengan perempuan tu. Bau badan dia memuakkan tenggorokan.seperti bau benda hangus . Tapi saya hanya diam.

Hujan lebat yang turun sejak sore membuat pergerakan kendaraan kurang lancar disamping jalan yang licin dan berkelok-kelok. Untung kendaraan tidak begitu ramai waktu itu. Satu ketika, saya mulai tercium bau bensin. Saya memandang abang Sadiq. Kemudian menoleh ke arah perempuan itu melalui cermin pandang belakang. Hanya sorot matanya saja yang terlihat. perasaan saya mulai tak enak.

"Bensin ini untuk isi dalam mobil ... " Kata perempuan itu tanpa ditanya.

"Kali ni yang ke dua kalinya dah mobilku kehabisan bensin ditempat yang sama pula. Saat itu aku menyetop taksi taksi juga untuk beli bensin. Waktu aku balik ke mobil, sopir taksi itu mencoba berbuat jahat padaku. Bila aku melawan, dia mulai kasar. Dia pukul aku dua kali hingga hampir pingsan. Tak pernah aku dipukul seperti seumur hidupku. Setelah itu ... "Kata-kata perempuan itu terhenti. Dia mulai menangis terisak-isak.

"Setelah dipukul, Aku terlalu lemah dan lemas untuk mempertahankan diri. Aku langsung tak berdaya. Sesak napas dan seperti mau mati. Setelah itu aku diseret diseret ... "Sekali lagi Saya diam. Saya makin merasa tak nyaman. Seperti ada sesuatu yang aneh dengan Perempuan itu. Saya cubit paha abang Sadiq. Mencoba mengisyaratkan rasa kurang nyaman saya dengan cerita perempuan itu. Abang Sadiq rapatkan jari telunjuk ke mulut menyuruh saya diam. Kemudian mulut abang Sadiq nampak komat-kamit seperti baca sesuatu. Saya pandang cermin pandang belakang lagi. perempuan itu nampak gelisah. Matanya liar mengamati keluar. Saya juga mengamati keluar. Cuaca gelap dan hujan terus mengalir deras. Selain kami, tak ada siapa pun yang melalui jalan itu. Saya tanya perempuan itu apakah dia ada buat laporan polisi atau tidak. Dia menggeleng. Tak sempat katanya. Tapi dia ingat sopir taksi itu. Katanya, orangnya kurus tinggi dan berkulit hitam manis. Berkumis dan berambut keriting mirip abang Sadiq.

"Kalia tau apa terjadi lepas tu?" Tanya perempuan itu satu ketika. Saya dan abang Sadiq saling berpandangan. Perempuan itu dah berhenti menangis. Saya memandang dan nampak sorot mata perempuan itu yang tajam sambil tersenyum sinis.

"Tak apalah mbak, kami bersimpati dengan apa yang terjadi pada mbak. Anggaplah semua itu cobaan Tuhan. Lambat laun, pasti pria itu akan ditangkap. di mana mobil Ina? "Tanya saya sekadar untuk menghilangkan debar di dada.

"disini!" Jawab perempuan itu segera. Abang Sadiq memperlambat taksi. Namun kami tidak melihat mobil perempuan itu di mana-mana.

"disinilah! Sopir taksi itu menyiramkan bensin padaku. setelah itu dia nyalakan korek seperti ini! "Sambung Ina. Kami terkejut besar bila menyadari api sudah membakar kursi belakang taksi. Saya cepat-cepat melompat keluar. Tapi abang Sadiq gagal mengendalikan mobil sehingga terperosok ke dalam jurang. Api terus menyala. Jeritanperempuan itu bergema diselingi dengan kilat dan petir. Saya pingsan!

Saat sadar kami sudah di Rumah Sakit. Anehnya, hanya kami berdua saja yang orang temukan. Jasad perempuan itu hilang begitu saja. Saya sudah buat laporan polisi semalam dan telah dilaukan olah TKP di tempat kejadian.

Dan pagi tadi kami dikejutkan dengan berita penemuan mayat hangus tak jauh dari tempat kecelakaan dan diyakini adalah seorang perempuan. Anehnya, mayat tu mungkin sdah seminggu ada di situ. Mustahil perempuan yang dimaksudkan. Tapi kalau bukan perempuan itu, ke mana dia hilang? Itulah yang saya pikirkan sejak tadi. Cobalah cari jawaban atas apa yang dah terjadi!
Dengar cerita Khalil buat aku terdiam sejenak. Memang menakutkan jika aku berada di tempat mereka pada saat tu. Bisa jadi, ada perkaitannya keberadaan Ina dengan penemuan mayat tu. Mungkin Ina mencoba menyampaikan sesuatu informasi kepada mereka. Atau rohnya tak tenteram sehingga dia mengganggu pengguna jalan raya yang melalui jalan tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

18+:Foto Otopsi Korban Pembunuhan dan Perkosaan

Hutan Hoia Baciu, Salah Satu Hutan Paling Mengerikan di Dunia