Wabah Penyakit Mematikan Yang Berasal Dari Binatang
Pengertian wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut nama penyakit yang menyebar tersebut. Penyebaran penyakit sifatnya sangat berbeda beda inilah pentingnya untuk mengetahui asal muasal dari suatu penyakit tersebut sehingga dengan lebih mudah ditanggulangi. Seperti halnya penyakit mematikan dibawah ini yang ternyata penyebarannya melalui hewan. Berikut wabah penyakit mematikan yang berasal dari hewan. Beberapa dari korban penyakit ini kami sertakan juga gambar dari korban akibat penyakit mengerikan ini.
Penyakit AIDS Berasal Dari Simpanse Afrika
Aids mempunyai sejarah yang luas, dan ada banyak upaya untuk melacak asal-usulnya, mungkin yang paling terkenal adalah Gaetan Dugas. 'Kambing hitam' pertama, Dugas adalah seorang pramugari Kanada yang kemudian dikenal sebagai patient zero. Faktanya adalah AIDS menular ke manusia melalui acara spillover melibatkan simpanse di Kamerun selatan pada 1900-an. Teori tersebut berawal ketika seorang pemburu yang berkelana ke hutan, membunuh simpanse yang terjangkit virus, kemudian sang pemburu melanjutkan perjalan untuk memotong hewan buruanya. Dalam perjalanan pengolahan hewan, pemburu tersebut terluka dan luka tersebut terbuka yang dapat menularkan penyakit. Yang dikenal dengan istilah zoonosis (penyakit hewan yang dapat ditularkan ke manusia). SIV pada simpanse bermutasi menjadi HIV ketika masuk ke tubuh manusia.
Wabah Penyakit Ebola Dari Kelelawar Buah Afrika
Kera pernah dianggap bertanggung jawab atas wabah Ebola di Afrika, tapi ternyata primata ini tidak sepenuhnya bertanggung jawab. Kini telah telah ditemukan, dan sekarang peneliti tidak hanya tahu awal penularan, tetapi juga lokasi tertentu di mana ia pertama kali terinfeksi. Emile Ouamouno, balita dua tahun yang pertama terjangkit Ebola, sebelumnya balita tersebut pernah kontak dengan kelelawar yang terinfeksi saat bermain di sebuah pohon berlubang di desa Meliandou. Ouamouno sangat mungkin terinfeksi setelah kontak dengan kelelawar atau kotoran yang tertinggal di lubang pohon.
Wabah African Sleeping Sickness Dari Lalat Tsetse
Gejala Trypanosomiasis Afrika muncul dalam dua tahap. Tahap pertama dikenal sebagai tahap haemolymphatic dan ditandai oleh demam, sakit kepala, nyeri sendi dan gatal-gatal. Serbuan parasit terhadap sistem limpa dan peredaran darah berkaitan dengan pembengkakan parah pada kelenjar getah bening, seringkali dengan ukuran sangat besar. Pembengkakan kelenjar getah bening di sepanjang belakang leher juga bisa terjadi..
Tahap kedua, yang disebut tahap neurological, berawal ketika parasit menyerbu sistem syaraf pusat dengan melewati penghalang darah otak. Istilah "penyakit tidur" muncul dari gejala tahap neurological. WHO memperkirakan penyakit tersebut menginfeksi 30.000 orang setiap tahun, dan gejala tersebut akhirnya menyebabkan koma dan kematian.
Penyakit itu mematikan jika tak diobati, dan menyebabkan kejang dan gangguan tidur serius yang membuat penderitanya jadi koma bahkan meninggal. Jika tak diobati, penyakit tersebut akan mengalahkan sistem pertahanan penderita dan dapat mengakibatkan kerusakan lebih parah, perluasan gejala hingga mencakup anemia, tak berfungsinya kelenjar endoktrin, jantung dan ginjal.
Wabah SARS Berasal Dari Kelelawar Tapal Kuda Cina
Wabah penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) beberapa saat lalu pernah menggegerkan dunia, tepatnya antara tahun 2002 dan 2003 di China bagian selatan dan Hong Kong. Wabah SARS ini memakan korban setidaknya 774 orang meninggal dunia dari 8.096 kasus yang dilaporkan. Awalnya banyak yang berpikir bahwa musang adalah sumber sindrom pernapasan akut (SARS), tetapi sebuah studi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sumber yang benar adalah kelelawar Horseshoe. Studi ini menemukan bahwa kelelawar dapat mentransfer SARS langsung ke manusia tanpa media perantara.
Penyakit Hendra Atau Australian Flying Foxes Berasal Dari Rubah Terbang Australia
Wabah Hendra pertama terjadi pada tahun 1994 di Australia, wabah itu sangat mematikan bagi manusia, dan memiliki dampak yang lebih besar pada populasi kuda. Vic Rail, seorang pelatih kuda Australia terkenal, bersama dengan 14 kudanya, jatuh sakit terjangkit Hendra pada tahun 1994 dan meninggal dalam hitungan hari. Sejak wabah awal Hendra, hanya tujuh kasus telah dilaporkan menular pada manusia (empat diantaranya sangat fatal). Telah ditetapkan bahwa populasi Australia Flying Fox adalah sumber penyebaran Hendra. flying fox, termasuk Megachiroptera, sebuah subordo megabats, kelelawar terbesar di dunia dan memiliki lebar sayap yang dapat dibentangkan sampai 5 feet (1,5 meter). Tidak ada kontak langsung antara Australian Flying fox dengan manusia, karena semua kasus manusia terjangkit Hendra terjadi karena kontak dengan kuda yang terinfeksi, yang mebuat cukup bukti bahwa kuda sebagai media penularan Hendra.
Penyakit Congo Hemorrhagic Fever Dari Kutu Ixodid
Congo hemorrhagic fever (CCHF) dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan Ebola, dan membawa tingkat kematian hingga 40 persen. Wabah pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1944, mempengaruhi baik tentara maupun petani di Semenanjung Krimea. Sementara infeksi dapat terjadi merupakan akibat kontak dengan ternak yang terinfeksi. Yang terbaru terjadi di Uganda pada tahun 2013, ketika seorang petani dari desa Baroma di Paroki Atece harus dirawat di rumah sakit karena gejala suspect CCHF. Dia dengan beberapa orang lain yang meninggal dengan gejala yang sama. Tidak jelas apakah petani terjangkit CCHF melalui kontak dengan kutu ixodid atau melalui ternak yang terinfeksi. Saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk CCHF, ada harapan bahwa vaksin dalam tahap pra-klinis akan membuat penderita agar lebih kuat.
Wabah Machupo Virus Berasal Tikus Ladang Bolivia
Virus Machupo, atau demam berdarah Bolivia, dianggap sebagai adik virus Ebola, dengan kasus yang mencolok terjadi di Bolivia pada tahun 1959. wabah berikutnya terjadi di Bolivia Utara pada tahun 1971 dan 1994, dan virus Machupo membawa tingkat kematian hingga 30 persen. Meluasnya penggunaan DDT di Bolivia (digunakan untuk menangani masalah malaria) mungkin telah menjadi penyebab tidak langsung untuk beberapa wabah Machupo, karena berperan dalam membunuh populasi kucing, sehingga memungkinkan populasi tikus untuk berkembang. Virus Machupo dibawa oleh tikus dan partikel virus dapat ditemukan dalam urin, feses, dan air liur dari tikus ladang yang ditemukan di Bolivia. Teori bahwa virus menyebar paling cepat ketika urin tikus mengering, terbawa udara lalu terhirup oleh manusia disekitarnya.
Penyakit Marburg Berasal Dari Kelelawar Buah Afrika
Marburg mempunyai beberapa gejala yang sangat mirip dengan yang dialami oleh penderita Ebola, termasuk demam berdarah yang parah dan berpotensi fatal. Sementara ada yang menunjuk monyet sebagai penyebabnya, sebenarnya kelelawar buah yang dipercaya menjadi penyebab alami dari penyakit mematikan ini. Manusia mungkin terinfeksi saat mengolah kelelawar, seperti kelelawar dianggap sesuatu yang lezat di berbagai daerah yang biasa terkena Marburg. Penelitian masih berlangsung untuk menentukan apakah hewan lain berperan sebagi penyebab, tapi dipastikan bukan monyet, yang terkadang dianggap dapat mentransfer penyakit. Monyet, dan semua primata dalam hal ini, harus bersaing dengan tingkat kematian yang tinggi jika terinfeksi Marburg. Mengingat populasi kelelawar buah Afrika yang luas.
Penyakit Lassa Fever Asal Dari Tikus Multimammate
Seperti virus mematikan lainnya dalam Daftar Penyakit Mematikan dari Binatang. Lassa Fever atau Demam Lassa adalah endemik Afrika Barat dan pertama kali ditemukan pada tahun 1969 setelah dua perawat misionaris meninggal setelah bersentuhan dengan virus di Nigeria. Mirip dengan Machupo, virus ini dibawa oleh hewan pengerat, tapi kali ini tikus multimammate. Tikus ini mentransfer virus ke manusia dengan banyak cara yang sama seperti tikus ladang Bolivia, paling sering melalui urin kering yang menjadi aerosol saat larut dalam udara. Hal ini sangat bermasalah mengingat frekuensi perkembangbiakan tikus ini dan kecenderungan mereka untuk membangun sarang di rumah di mana makanan biasa disimpan. Wabah Demam Lassa sangat umum di Afrika Barat, menginfeksi hingga 500.000 orang dan membunuh sebanyak 20.000 tahunan. Wabah terbaru di Nigeria terjadi hanya beberapa minggu setelah negara itu mengumumkan bahwa mereka telah terjangkit Ebola.
Penyakit AIDS Berasal Dari Simpanse Afrika
Aids mempunyai sejarah yang luas, dan ada banyak upaya untuk melacak asal-usulnya, mungkin yang paling terkenal adalah Gaetan Dugas. 'Kambing hitam' pertama, Dugas adalah seorang pramugari Kanada yang kemudian dikenal sebagai patient zero. Faktanya adalah AIDS menular ke manusia melalui acara spillover melibatkan simpanse di Kamerun selatan pada 1900-an. Teori tersebut berawal ketika seorang pemburu yang berkelana ke hutan, membunuh simpanse yang terjangkit virus, kemudian sang pemburu melanjutkan perjalan untuk memotong hewan buruanya. Dalam perjalanan pengolahan hewan, pemburu tersebut terluka dan luka tersebut terbuka yang dapat menularkan penyakit. Yang dikenal dengan istilah zoonosis (penyakit hewan yang dapat ditularkan ke manusia). SIV pada simpanse bermutasi menjadi HIV ketika masuk ke tubuh manusia.
Wabah Penyakit Ebola Dari Kelelawar Buah Afrika
Kera pernah dianggap bertanggung jawab atas wabah Ebola di Afrika, tapi ternyata primata ini tidak sepenuhnya bertanggung jawab. Kini telah telah ditemukan, dan sekarang peneliti tidak hanya tahu awal penularan, tetapi juga lokasi tertentu di mana ia pertama kali terinfeksi. Emile Ouamouno, balita dua tahun yang pertama terjangkit Ebola, sebelumnya balita tersebut pernah kontak dengan kelelawar yang terinfeksi saat bermain di sebuah pohon berlubang di desa Meliandou. Ouamouno sangat mungkin terinfeksi setelah kontak dengan kelelawar atau kotoran yang tertinggal di lubang pohon.
Wabah African Sleeping Sickness Dari Lalat Tsetse
Gejala Trypanosomiasis Afrika muncul dalam dua tahap. Tahap pertama dikenal sebagai tahap haemolymphatic dan ditandai oleh demam, sakit kepala, nyeri sendi dan gatal-gatal. Serbuan parasit terhadap sistem limpa dan peredaran darah berkaitan dengan pembengkakan parah pada kelenjar getah bening, seringkali dengan ukuran sangat besar. Pembengkakan kelenjar getah bening di sepanjang belakang leher juga bisa terjadi..
Tahap kedua, yang disebut tahap neurological, berawal ketika parasit menyerbu sistem syaraf pusat dengan melewati penghalang darah otak. Istilah "penyakit tidur" muncul dari gejala tahap neurological. WHO memperkirakan penyakit tersebut menginfeksi 30.000 orang setiap tahun, dan gejala tersebut akhirnya menyebabkan koma dan kematian.
Penyakit itu mematikan jika tak diobati, dan menyebabkan kejang dan gangguan tidur serius yang membuat penderitanya jadi koma bahkan meninggal. Jika tak diobati, penyakit tersebut akan mengalahkan sistem pertahanan penderita dan dapat mengakibatkan kerusakan lebih parah, perluasan gejala hingga mencakup anemia, tak berfungsinya kelenjar endoktrin, jantung dan ginjal.
Wabah SARS Berasal Dari Kelelawar Tapal Kuda Cina
Wabah penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) beberapa saat lalu pernah menggegerkan dunia, tepatnya antara tahun 2002 dan 2003 di China bagian selatan dan Hong Kong. Wabah SARS ini memakan korban setidaknya 774 orang meninggal dunia dari 8.096 kasus yang dilaporkan. Awalnya banyak yang berpikir bahwa musang adalah sumber sindrom pernapasan akut (SARS), tetapi sebuah studi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sumber yang benar adalah kelelawar Horseshoe. Studi ini menemukan bahwa kelelawar dapat mentransfer SARS langsung ke manusia tanpa media perantara.
Penyakit Hendra Atau Australian Flying Foxes Berasal Dari Rubah Terbang Australia
Wabah Hendra pertama terjadi pada tahun 1994 di Australia, wabah itu sangat mematikan bagi manusia, dan memiliki dampak yang lebih besar pada populasi kuda. Vic Rail, seorang pelatih kuda Australia terkenal, bersama dengan 14 kudanya, jatuh sakit terjangkit Hendra pada tahun 1994 dan meninggal dalam hitungan hari. Sejak wabah awal Hendra, hanya tujuh kasus telah dilaporkan menular pada manusia (empat diantaranya sangat fatal). Telah ditetapkan bahwa populasi Australia Flying Fox adalah sumber penyebaran Hendra. flying fox, termasuk Megachiroptera, sebuah subordo megabats, kelelawar terbesar di dunia dan memiliki lebar sayap yang dapat dibentangkan sampai 5 feet (1,5 meter). Tidak ada kontak langsung antara Australian Flying fox dengan manusia, karena semua kasus manusia terjangkit Hendra terjadi karena kontak dengan kuda yang terinfeksi, yang mebuat cukup bukti bahwa kuda sebagai media penularan Hendra.
Penyakit Congo Hemorrhagic Fever Dari Kutu Ixodid
Congo hemorrhagic fever (CCHF) dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan Ebola, dan membawa tingkat kematian hingga 40 persen. Wabah pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1944, mempengaruhi baik tentara maupun petani di Semenanjung Krimea. Sementara infeksi dapat terjadi merupakan akibat kontak dengan ternak yang terinfeksi. Yang terbaru terjadi di Uganda pada tahun 2013, ketika seorang petani dari desa Baroma di Paroki Atece harus dirawat di rumah sakit karena gejala suspect CCHF. Dia dengan beberapa orang lain yang meninggal dengan gejala yang sama. Tidak jelas apakah petani terjangkit CCHF melalui kontak dengan kutu ixodid atau melalui ternak yang terinfeksi. Saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk CCHF, ada harapan bahwa vaksin dalam tahap pra-klinis akan membuat penderita agar lebih kuat.
Wabah Machupo Virus Berasal Tikus Ladang Bolivia
Virus Machupo, atau demam berdarah Bolivia, dianggap sebagai adik virus Ebola, dengan kasus yang mencolok terjadi di Bolivia pada tahun 1959. wabah berikutnya terjadi di Bolivia Utara pada tahun 1971 dan 1994, dan virus Machupo membawa tingkat kematian hingga 30 persen. Meluasnya penggunaan DDT di Bolivia (digunakan untuk menangani masalah malaria) mungkin telah menjadi penyebab tidak langsung untuk beberapa wabah Machupo, karena berperan dalam membunuh populasi kucing, sehingga memungkinkan populasi tikus untuk berkembang. Virus Machupo dibawa oleh tikus dan partikel virus dapat ditemukan dalam urin, feses, dan air liur dari tikus ladang yang ditemukan di Bolivia. Teori bahwa virus menyebar paling cepat ketika urin tikus mengering, terbawa udara lalu terhirup oleh manusia disekitarnya.
Penyakit Marburg Berasal Dari Kelelawar Buah Afrika
Marburg mempunyai beberapa gejala yang sangat mirip dengan yang dialami oleh penderita Ebola, termasuk demam berdarah yang parah dan berpotensi fatal. Sementara ada yang menunjuk monyet sebagai penyebabnya, sebenarnya kelelawar buah yang dipercaya menjadi penyebab alami dari penyakit mematikan ini. Manusia mungkin terinfeksi saat mengolah kelelawar, seperti kelelawar dianggap sesuatu yang lezat di berbagai daerah yang biasa terkena Marburg. Penelitian masih berlangsung untuk menentukan apakah hewan lain berperan sebagi penyebab, tapi dipastikan bukan monyet, yang terkadang dianggap dapat mentransfer penyakit. Monyet, dan semua primata dalam hal ini, harus bersaing dengan tingkat kematian yang tinggi jika terinfeksi Marburg. Mengingat populasi kelelawar buah Afrika yang luas.
Penyakit Lassa Fever Asal Dari Tikus Multimammate
Seperti virus mematikan lainnya dalam Daftar Penyakit Mematikan dari Binatang. Lassa Fever atau Demam Lassa adalah endemik Afrika Barat dan pertama kali ditemukan pada tahun 1969 setelah dua perawat misionaris meninggal setelah bersentuhan dengan virus di Nigeria. Mirip dengan Machupo, virus ini dibawa oleh hewan pengerat, tapi kali ini tikus multimammate. Tikus ini mentransfer virus ke manusia dengan banyak cara yang sama seperti tikus ladang Bolivia, paling sering melalui urin kering yang menjadi aerosol saat larut dalam udara. Hal ini sangat bermasalah mengingat frekuensi perkembangbiakan tikus ini dan kecenderungan mereka untuk membangun sarang di rumah di mana makanan biasa disimpan. Wabah Demam Lassa sangat umum di Afrika Barat, menginfeksi hingga 500.000 orang dan membunuh sebanyak 20.000 tahunan. Wabah terbaru di Nigeria terjadi hanya beberapa minggu setelah negara itu mengumumkan bahwa mereka telah terjangkit Ebola.
Comments
Post a Comment