Penjahat Kembar Setan Pembunuh Sadis
Saudara Kembar merupakan dua inndividu atau kadang lebih yang tumbuh pada satu rahim yang sama, ada yang berasal dari satu sel telur yang sama lalu mengalami pembelahan dan menjadi dua bayi atau lebih, yang sering disebut sebagai kembar identik, ataupun kembar tak identik yang terlahir dari dua sel telur berbeda yang mengalami pembuahan pada waktu yang sama dan tumbuh bersama selama masa kehamilan, karena mengalami pertumbuhan dalam rahim yang sama secara bersamaan, anak kembar biasanya memiliki jalinan batin yang sangat kauat dan cenderung bisa saling merasakan perasaan masing-masing baik itu dikala sedang senang maupun sedih. Ikatan yang sangat kuat ini biasanya akan menjurus ke hal yang baik, namun kadang ikatan yang terlalu kuat ini bisa membuat seorang anak kembar melakukan hal yang mengerikan karena ikatan batin yang sangat kuat terhadap saudara kembarnya bahkan hingga melakukan hal yang diluar nalar dan bahkan pembunuhan yang tergolong sadis, dan berikut ini adalah Kisah Pembunuh Kembar Yang Sadis, versi anehdidunia.com
Donte dan Dante Hall
Terlahir dari sebuah keluarga Broken Home, membuat Donte dan Dante tumbuh menjadi pribadi yang keras. Sejak masih belia dua kembar bersaudara ini sudah harus hidup berpindah-pindah dari satu rumah kerumah lain, hal ini membuat perkembangan ke duanya menjadi tak seimbang, secerca harapan mulai muncul ketika mereka berusia 6 tahun, pada saat akhirnya mereka bisa tinggal bersama sang Ibu..namun bukanya kehidupan mereka membaik hidup Donte dan Dante justru semakin memburuk karena si Ibu yang merupakan pecandu narkoba selalu bergonta-ganti pacar yang datang silih berganti dan bahkan tak jarang memukuli Ibu mereka di depan ke dua bocah lembar ini, dengan segala kekerasan yang mereka lihat Donte dan Dante mulai mengalihkan kehidupan mereka ke jalanan, dari sinilah mereka mulai mengenal narkoba dan bahkan mulai mengedarkanya..kian hari keduanya tumbuh menjadi pribadi yang keras terutama Donte.
Hingga puncaknya pada 9 September 2006, ketika pacar Donte Hall seorang gadis berusia 22 tahun bernama, angel Glenn yang berprofesi sebagai seorang penari striptis mendapat panggilan untuk menari erotis pada sebuah pesta bujang di sebuah rumah di daerah Eustis, Florida. Mengetahui pacarnya akan datang ke sebuah rumah yang cukup mewah, Donte segera menghubungi suadara kembarnya Dante dan ke dua rekan lainya untuk merencanakan sebuah perampokan, dan malam itu pun tiba setelah sampai dirumah itu pacar Donte Angel mulai mengamati keadaan, setelah merasa yakin Ia pun segera mengubungi saudara kembar kekasihnya, Dante untuk memberitahu letak pesta dan semua barang berharga, beberapa menit kemudian kawanan Donte segera tiba di rumah itu, dengan menenteng senapan mesin AK-47 dan mengenakan topeng Donte beserta kawananya langsung menerobos masuk kerumah itu sambil menembakan senapanya selama beberapa kali dan mengenai lampu diruangan itu, sambil mengancam Donte meminta para orang di ruangan itu untuk menyerahkan harta bendanya, namun tak cuma itu saja dalam keadaan gelap gulita itu Donte secara membabi buta menembakan senapan AK-47nya ke sembarang arah.
Akibat aksi brutalnya ini 4 orang menjadi korbanya, 2 orang diantaranya yaitu Anthony Bernard Blunt 35 tahun dan Kison Evans 32 tahun meninggal sedangkan dua orang lainya mengalami luka-luka, meskipun sempat melarikan diri namun akhirnya Donte dan Dante berhasil ditangkap berkat kesaksian salah satu penari striptis yang mengenali suara dan kaos yang di kenakan Donte saat perampokan berdarah itu. setelah ditangkap dan menjalani persidangan keduanya akhirnya memilih untuk berpisah dengan menunjuk dua tim pengacara yang berbeda, pengacara Dante berusaha meyakinkan Hakim bahwa Donte lah yang membawa senapan AK-47 dan menembak para korban, namun tu tampaknya kurang berhasil setelah Hakim akhirnya menjatuhi hukuman mati pada Donte sedangkan Dante harus menjalani dua kali masa hukuman seumur hidup.
Lydell Dan Laycelle White
Pada suatu malam, tepatnya pada tanggal 17 Agustus, 1993 seorang petugas Polisi dari wilayah Salem, Oregon, mendatangi sebuah rumah yang ditinggali oleh pasangan Richard dan Grace Remy setelah mendapat panggilan 911 akibat kehaduhan yang terjadi dirumah itu. Setibanya di rumah itu petugas Polisi langsung mengetuk pintu rumah namun tak mendapat respon, petugas polisi ini memutuskan untuk memeriksa bagian rumah dan benar saja petugas ini menemukan tanda-tanda bahwa pintu rumah itu telah di jebol secara paksa, setelah memeriksa ke dalam rumah mereka menemukan pasangan Richard 82 tahun dan Grace 80 tahun sudah dalam keadaan tewas dengan cara yang mengenaskan, keduanya dipukuli secara brutal sebelum akhirnya dicekik hingga meninggal.
Tak lama setelah kejadian mengerikan itu, pelaku dari tindak kejahatan brutal itu akhirnya terungkap, namun yang mengejutkan adalah pelaku yang melakukan tindakan keji itu merupakan 2 orang remaja kembar yang masih berusia 15 tahun yaitu Lydell dan Laycelle White. Ternyata kedua remaja kembar yang tinggal di dekat rumah pasangan malang ini bukanlah remaja yang lugu, bahkan keduanya memiliki catatan criminal dalan tiga tahun terakhir mulai dari tindakan kasar, perampokan, kepemilikan senjata ilegal hingga pelecehan sexual, jika dihitung maka kedua saudara kembar ini mulai menorehkan catatan kriminanya pada usia yang masih belia yaitu 12 tahun. Atas perbuatan keji mereka itu Lydell Dan Laycelle harus menjalani hukuman penjara tanpa batas waktu dan baru bisa mengajukan pembebasan bersarat pada tahun 2048 untuk Laycelle sedangkan saudara kembarnya Lydell pada tahun 2050. Sebuah hukuman yang sangat berat namun mungkin sebanding dengan kekejaman kedua saudara kembar ini.
Tasmiyah Dan Jasmiyah Whitehead
Dua gadis kembar Tasmiyah Dan Jasmiyah Whitehead sepertinya tak pernah mendengar pepatah "Surga Berapa di Bawah Telapak Kaki Ibu" bagaimana tidak bukanya berbakti dan menyayangi sang Ibu ke duanya justru membunuh Ibunya dengan cara yang sangat keji. Kejadian yang terjadi pada 13 Januari, 2010 itu bermula saat Tasmiyah Dan Jasmiyah mulai berdebat dengan Ibu mereka akibat bangun kesiangan dan terlambat untuk berangkat sekolah, perdebatan yang terjadi di rumah mereka yang berada di Georgia A.S. akhirnya berakhir dengan kontak fisik, kedua gadis kembar itu memukul Ibunya dengan vas bunga hingga pecah, namun bukanya berhenti mereka malah justru semain menggila dengan mencekik Ibu mereka dengan tali mendali yang mereka peroleh semasa kecil, tak cukup sampai disitu entah setan apa yang merasuki keduanya hingga mengambil pisau dapur dan menikam Ibunya berkali-kali hingga bersimbah darah, setelah itu mereka menyeret tubuh Ibunya yang sedang sekarat ke dalam Bathup yang ada di kamar mandi dan melihat Ibunya sekarat hingga meninggal.
Setelah pembunuhan itu dengan tenang keduanya mulai membersihkan darah yang berceceran di lantai untuk menghilangkan barang bukti, namun setelah menyadari darah yang ada terlalu banyak dan tak mungkin di bersihkan mereka memustuskan untuk pergi ke sekolah sembari berharap ada orang atau polisi yang menemukan jenazah sang Ibu saat mereka tak ada di rumah lalu berpura-pura tak tahu apa-apa, namun setelah mereka pulang ternyata jenazah sang Ibu belum di temukan siapapun, jadi mereka memutuskan untuk mengarang sebuah cerita dan memanggil polisi, setibanya polisi di rumah itu mereka mengatakan bahwa tempat itu dipenuhi darah, ke dua gadis kembar ini berkata bahwa setibanya mereka di rumah sepulang sekolah mereka menemukan Ibunya sudah dalam keadaan tak bernyawa, polisi yang memeriksa TKP tak langsung mempercayai kesaksian kedua gadis kembar itu terlebih dengan di temukanya bekas tanda-tanda kalau TKP sudah dibersihkan dan juga beberapa pakain bernoda darah dalam mesin cuci, tapi karena kurangnya bukti saat pemeriksaan dan keduanya yang terus mengelak, akhirnya Tasmiyah dan Jasmiyah di bebaskan dan tinggal bersama sang nenek, polisi yang masih mencurigai kedunya terus mengawasi keduanya selama 4 bulan sebelum akhirnya menangkap ke duanya, saat penangkapan ini Tasmiyah dan Jasmiyah yang keceplosan dan berkata, "Jika kalian mau menangkap kami temukan dulu senjata pembunuhnya, setelah di tahan akhirnya keduanya mengaku dan di jatuhi hukuman penjara selama 30 tahun penjara. Menurut Tasmiyah dan Jasmiyah kata-kata terakhir sang Ibu sebelum meninggal adalah "Aku Benci Kalian"
Bocah Kembar Bawcum
Pada suatu malam tanggal 1 April, 1999 tepatnya pada pukul 09:00 lewat Deborah Bawcum memeriksa kamar ke dua putra kembarnya yang masih berusia 11 tahun Nathan dan Justin Bawcum, namun betapa terkejutnya dia ketika menemukan "Senapan Serbu berkaliber 223" tersembunyi di bawah selimut salah satu putra kembanrnya itu, setelah menemukan senapan itu Deborah segera menanyai salah satu putra kembarnya itu (Tak dijelaskan Putra yang mana), hingga terjadi perdebatan diantara keduanya, saat itu tanpa disangka salah satu putra kembarnya yang lain datang dan menembak Deborah dengan sebuah pistol hingga mengenai tanganya, mendengar suara tembakan Ayah dari kedua bocah kembar ini William Bawcum 46 tahun segera bergegas ke kamar itu untuk menyelamatkan si Ibu, tapi begitu sampai di kamar salah satu dari anak kembar itu menembak sang Ayah dua kali tepat pada lehernya, mendengar keributan yang terjadi, Robin (16 tahun) kakak perempuan dari kedua bocah kembar itu segera menelpon Polisi dan tak luput pula menjadi korban penembakan, beberapa saat kemudian Polisi yang tiba di tempat kejadian, menemukan salah satudari bocah kembar itu sedang dengan tenang memberi makan kelinci peliharaanya, sementa Ibu, Ayah dan kakak perempuanya sedang bersimbah darah di dalam rumah.
Akibat kejadian brutal yang sulit di terima akal sehat ini, Deborah (Ibu) dan Robin (Kakak Perempuan) mengalami luka tembak, tapi malang bagi sang Ayah William 46 tahun harus meninggal karena luka yang di derita terlalu berat. Akibat kejadian ini, kedua bocah kembar Nathan dan Justin Bawcum di jatuhi hukuman penjara selama 6 tahun, namun karena keduanya masih berada di bawah umur, hukuman penjara baru akan di jatuhkan saat mereka telah berusia 18 tahun. Meskipun banyak rumor yang beredar jika kedu bocah kembar ini, telah merencanakan pembunuhan terhadap anggota keluarganya, Pihak Kepolisian yang menangani kasus ini tak mempercayainya begitu saja, dan menganggap ini hanyalah kenakalan anak-anak yang menyimpan senjata milik orang tuanya di bawah selimut, dan argumentasi antara sang Ibu dan salah satu anak kembarnyalah yang menyulut terjadinya peristiwa penembakan maut itu.
Joel dan Michael Stovall
Kejadian yang lebih mirip sebuah adegan dalam film "trailer action" terjadi pada 20 September 2001 di kota Penrose, Colorado, ketika seorang petugas Polisi bernama Jason Schwartz merespon sebuah panggilan telpon darurat 911, bahwa Joel Stovall (24 tahun) telah menembak anjing peliharaan tetangganya sebanyak 5 kali. Setibanya tempat kejadian Opsir Schwartz langsung menahan Joel dan menempatkanya di kursi belakang mobil patroli, hal ini tampaknya memicu perdebatan dengan keluarga Joel, kejadian makin memburuk saat saudara kembar Joel, yaitu Michael juga ditangkap karena tindakan profokatif, sayangnya karena keadaan yang kacau Petugas Schwartz tampaknya lupa menggeledah Michael sebelum memasukanya ke mobil patroli.
Selagi Opsir Schwartz mengemudi, Michael terus meminta agar mereka di bebaskan, atau hal buruk akan terjadi, namun diabaikan oleh Schwartz, sampai akhirnya Michael menggunakan kunci yang ada di sakunya untuk membuka borgol di tanganya, setelah itu tanpa basa-basi Michael langsung mengambil pistol yang ada kantongnya kemudian menembak petugas Schwartz tepat di belakang kepalanya hingga tewas seketika dan membuat mobil patroli polisi itu menabrak selokan, belum cukup sampai disitu setelah berhasil membebaskan diri Joel dan Michael langsung menari tubuh Opsir Schwartz yang sudah tak bernyawa keluar dari mobil dan menembaknya sebanyak 16 kali sebelum melarikan diri ke kota tetangga Florence, dimana mereka menyewa sebuah mobil trailer. Saat tengah mengisi traier itu dengan senjata, datang dua orang petugas polisi, seketika itu juga si kembar langsung menembaki mobil dari kedua polisi dan membuat ke duanya langsung tersungkur, salah satu polisi yang bernama Toby Bethel bahkan belakangan diketahui harus menderita kelumpuhan akibat beberapa tembakan yang dialamainya.
Setelah peristiwa baku tembak itu, si kembar Stovall langsung melarikan diri dengan sebuah truk yang mereka rampas, dalam pelarianya ini Joel dan Michael juga terlibat baku tembak dengan polisi yang mengejar mereka, dalam pengejaran ini mereka juga melempar apaun yang ada dalam truk termasuk sebuah mesin ketik, dalam kejadian ini 16 terluka sedangkan Joel dan Michael berhasil melarikan diri setelah menabrak pembatas jalan dan melarikan diri ke dalam hutan. Setelah 24 jam bersembunyi dalam hutan dari kejaran Polisi, akhirnya putus asa dan menyerahkan diri, jika di hitung dalam peristiwa mengerikan ini si kembar Stovall telah membunuh satu orang, membuat lumpuh satu lagi dan juga melukai 17 orang lainya. Dan akibat perbuatanya itu Joel dan Michael Stovall di ganjar hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat dan masih di tambah hukuman kurungan tambahan selama 896 tahun.
Donte dan Dante Hall
Terlahir dari sebuah keluarga Broken Home, membuat Donte dan Dante tumbuh menjadi pribadi yang keras. Sejak masih belia dua kembar bersaudara ini sudah harus hidup berpindah-pindah dari satu rumah kerumah lain, hal ini membuat perkembangan ke duanya menjadi tak seimbang, secerca harapan mulai muncul ketika mereka berusia 6 tahun, pada saat akhirnya mereka bisa tinggal bersama sang Ibu..namun bukanya kehidupan mereka membaik hidup Donte dan Dante justru semakin memburuk karena si Ibu yang merupakan pecandu narkoba selalu bergonta-ganti pacar yang datang silih berganti dan bahkan tak jarang memukuli Ibu mereka di depan ke dua bocah lembar ini, dengan segala kekerasan yang mereka lihat Donte dan Dante mulai mengalihkan kehidupan mereka ke jalanan, dari sinilah mereka mulai mengenal narkoba dan bahkan mulai mengedarkanya..kian hari keduanya tumbuh menjadi pribadi yang keras terutama Donte.
Hingga puncaknya pada 9 September 2006, ketika pacar Donte Hall seorang gadis berusia 22 tahun bernama, angel Glenn yang berprofesi sebagai seorang penari striptis mendapat panggilan untuk menari erotis pada sebuah pesta bujang di sebuah rumah di daerah Eustis, Florida. Mengetahui pacarnya akan datang ke sebuah rumah yang cukup mewah, Donte segera menghubungi suadara kembarnya Dante dan ke dua rekan lainya untuk merencanakan sebuah perampokan, dan malam itu pun tiba setelah sampai dirumah itu pacar Donte Angel mulai mengamati keadaan, setelah merasa yakin Ia pun segera mengubungi saudara kembar kekasihnya, Dante untuk memberitahu letak pesta dan semua barang berharga, beberapa menit kemudian kawanan Donte segera tiba di rumah itu, dengan menenteng senapan mesin AK-47 dan mengenakan topeng Donte beserta kawananya langsung menerobos masuk kerumah itu sambil menembakan senapanya selama beberapa kali dan mengenai lampu diruangan itu, sambil mengancam Donte meminta para orang di ruangan itu untuk menyerahkan harta bendanya, namun tak cuma itu saja dalam keadaan gelap gulita itu Donte secara membabi buta menembakan senapan AK-47nya ke sembarang arah.
Akibat aksi brutalnya ini 4 orang menjadi korbanya, 2 orang diantaranya yaitu Anthony Bernard Blunt 35 tahun dan Kison Evans 32 tahun meninggal sedangkan dua orang lainya mengalami luka-luka, meskipun sempat melarikan diri namun akhirnya Donte dan Dante berhasil ditangkap berkat kesaksian salah satu penari striptis yang mengenali suara dan kaos yang di kenakan Donte saat perampokan berdarah itu. setelah ditangkap dan menjalani persidangan keduanya akhirnya memilih untuk berpisah dengan menunjuk dua tim pengacara yang berbeda, pengacara Dante berusaha meyakinkan Hakim bahwa Donte lah yang membawa senapan AK-47 dan menembak para korban, namun tu tampaknya kurang berhasil setelah Hakim akhirnya menjatuhi hukuman mati pada Donte sedangkan Dante harus menjalani dua kali masa hukuman seumur hidup.
Lydell Dan Laycelle White
Pada suatu malam, tepatnya pada tanggal 17 Agustus, 1993 seorang petugas Polisi dari wilayah Salem, Oregon, mendatangi sebuah rumah yang ditinggali oleh pasangan Richard dan Grace Remy setelah mendapat panggilan 911 akibat kehaduhan yang terjadi dirumah itu. Setibanya di rumah itu petugas Polisi langsung mengetuk pintu rumah namun tak mendapat respon, petugas polisi ini memutuskan untuk memeriksa bagian rumah dan benar saja petugas ini menemukan tanda-tanda bahwa pintu rumah itu telah di jebol secara paksa, setelah memeriksa ke dalam rumah mereka menemukan pasangan Richard 82 tahun dan Grace 80 tahun sudah dalam keadaan tewas dengan cara yang mengenaskan, keduanya dipukuli secara brutal sebelum akhirnya dicekik hingga meninggal.
Tak lama setelah kejadian mengerikan itu, pelaku dari tindak kejahatan brutal itu akhirnya terungkap, namun yang mengejutkan adalah pelaku yang melakukan tindakan keji itu merupakan 2 orang remaja kembar yang masih berusia 15 tahun yaitu Lydell dan Laycelle White. Ternyata kedua remaja kembar yang tinggal di dekat rumah pasangan malang ini bukanlah remaja yang lugu, bahkan keduanya memiliki catatan criminal dalan tiga tahun terakhir mulai dari tindakan kasar, perampokan, kepemilikan senjata ilegal hingga pelecehan sexual, jika dihitung maka kedua saudara kembar ini mulai menorehkan catatan kriminanya pada usia yang masih belia yaitu 12 tahun. Atas perbuatan keji mereka itu Lydell Dan Laycelle harus menjalani hukuman penjara tanpa batas waktu dan baru bisa mengajukan pembebasan bersarat pada tahun 2048 untuk Laycelle sedangkan saudara kembarnya Lydell pada tahun 2050. Sebuah hukuman yang sangat berat namun mungkin sebanding dengan kekejaman kedua saudara kembar ini.
Tasmiyah Dan Jasmiyah Whitehead
Dua gadis kembar Tasmiyah Dan Jasmiyah Whitehead sepertinya tak pernah mendengar pepatah "Surga Berapa di Bawah Telapak Kaki Ibu" bagaimana tidak bukanya berbakti dan menyayangi sang Ibu ke duanya justru membunuh Ibunya dengan cara yang sangat keji. Kejadian yang terjadi pada 13 Januari, 2010 itu bermula saat Tasmiyah Dan Jasmiyah mulai berdebat dengan Ibu mereka akibat bangun kesiangan dan terlambat untuk berangkat sekolah, perdebatan yang terjadi di rumah mereka yang berada di Georgia A.S. akhirnya berakhir dengan kontak fisik, kedua gadis kembar itu memukul Ibunya dengan vas bunga hingga pecah, namun bukanya berhenti mereka malah justru semain menggila dengan mencekik Ibu mereka dengan tali mendali yang mereka peroleh semasa kecil, tak cukup sampai disitu entah setan apa yang merasuki keduanya hingga mengambil pisau dapur dan menikam Ibunya berkali-kali hingga bersimbah darah, setelah itu mereka menyeret tubuh Ibunya yang sedang sekarat ke dalam Bathup yang ada di kamar mandi dan melihat Ibunya sekarat hingga meninggal.
Setelah pembunuhan itu dengan tenang keduanya mulai membersihkan darah yang berceceran di lantai untuk menghilangkan barang bukti, namun setelah menyadari darah yang ada terlalu banyak dan tak mungkin di bersihkan mereka memustuskan untuk pergi ke sekolah sembari berharap ada orang atau polisi yang menemukan jenazah sang Ibu saat mereka tak ada di rumah lalu berpura-pura tak tahu apa-apa, namun setelah mereka pulang ternyata jenazah sang Ibu belum di temukan siapapun, jadi mereka memutuskan untuk mengarang sebuah cerita dan memanggil polisi, setibanya polisi di rumah itu mereka mengatakan bahwa tempat itu dipenuhi darah, ke dua gadis kembar ini berkata bahwa setibanya mereka di rumah sepulang sekolah mereka menemukan Ibunya sudah dalam keadaan tak bernyawa, polisi yang memeriksa TKP tak langsung mempercayai kesaksian kedua gadis kembar itu terlebih dengan di temukanya bekas tanda-tanda kalau TKP sudah dibersihkan dan juga beberapa pakain bernoda darah dalam mesin cuci, tapi karena kurangnya bukti saat pemeriksaan dan keduanya yang terus mengelak, akhirnya Tasmiyah dan Jasmiyah di bebaskan dan tinggal bersama sang nenek, polisi yang masih mencurigai kedunya terus mengawasi keduanya selama 4 bulan sebelum akhirnya menangkap ke duanya, saat penangkapan ini Tasmiyah dan Jasmiyah yang keceplosan dan berkata, "Jika kalian mau menangkap kami temukan dulu senjata pembunuhnya, setelah di tahan akhirnya keduanya mengaku dan di jatuhi hukuman penjara selama 30 tahun penjara. Menurut Tasmiyah dan Jasmiyah kata-kata terakhir sang Ibu sebelum meninggal adalah "Aku Benci Kalian"
Bocah Kembar Bawcum
Pada suatu malam tanggal 1 April, 1999 tepatnya pada pukul 09:00 lewat Deborah Bawcum memeriksa kamar ke dua putra kembarnya yang masih berusia 11 tahun Nathan dan Justin Bawcum, namun betapa terkejutnya dia ketika menemukan "Senapan Serbu berkaliber 223" tersembunyi di bawah selimut salah satu putra kembanrnya itu, setelah menemukan senapan itu Deborah segera menanyai salah satu putra kembarnya itu (Tak dijelaskan Putra yang mana), hingga terjadi perdebatan diantara keduanya, saat itu tanpa disangka salah satu putra kembarnya yang lain datang dan menembak Deborah dengan sebuah pistol hingga mengenai tanganya, mendengar suara tembakan Ayah dari kedua bocah kembar ini William Bawcum 46 tahun segera bergegas ke kamar itu untuk menyelamatkan si Ibu, tapi begitu sampai di kamar salah satu dari anak kembar itu menembak sang Ayah dua kali tepat pada lehernya, mendengar keributan yang terjadi, Robin (16 tahun) kakak perempuan dari kedua bocah kembar itu segera menelpon Polisi dan tak luput pula menjadi korban penembakan, beberapa saat kemudian Polisi yang tiba di tempat kejadian, menemukan salah satudari bocah kembar itu sedang dengan tenang memberi makan kelinci peliharaanya, sementa Ibu, Ayah dan kakak perempuanya sedang bersimbah darah di dalam rumah.
Akibat kejadian brutal yang sulit di terima akal sehat ini, Deborah (Ibu) dan Robin (Kakak Perempuan) mengalami luka tembak, tapi malang bagi sang Ayah William 46 tahun harus meninggal karena luka yang di derita terlalu berat. Akibat kejadian ini, kedua bocah kembar Nathan dan Justin Bawcum di jatuhi hukuman penjara selama 6 tahun, namun karena keduanya masih berada di bawah umur, hukuman penjara baru akan di jatuhkan saat mereka telah berusia 18 tahun. Meskipun banyak rumor yang beredar jika kedu bocah kembar ini, telah merencanakan pembunuhan terhadap anggota keluarganya, Pihak Kepolisian yang menangani kasus ini tak mempercayainya begitu saja, dan menganggap ini hanyalah kenakalan anak-anak yang menyimpan senjata milik orang tuanya di bawah selimut, dan argumentasi antara sang Ibu dan salah satu anak kembarnyalah yang menyulut terjadinya peristiwa penembakan maut itu.
Joel dan Michael Stovall
Kejadian yang lebih mirip sebuah adegan dalam film "trailer action" terjadi pada 20 September 2001 di kota Penrose, Colorado, ketika seorang petugas Polisi bernama Jason Schwartz merespon sebuah panggilan telpon darurat 911, bahwa Joel Stovall (24 tahun) telah menembak anjing peliharaan tetangganya sebanyak 5 kali. Setibanya tempat kejadian Opsir Schwartz langsung menahan Joel dan menempatkanya di kursi belakang mobil patroli, hal ini tampaknya memicu perdebatan dengan keluarga Joel, kejadian makin memburuk saat saudara kembar Joel, yaitu Michael juga ditangkap karena tindakan profokatif, sayangnya karena keadaan yang kacau Petugas Schwartz tampaknya lupa menggeledah Michael sebelum memasukanya ke mobil patroli.
Selagi Opsir Schwartz mengemudi, Michael terus meminta agar mereka di bebaskan, atau hal buruk akan terjadi, namun diabaikan oleh Schwartz, sampai akhirnya Michael menggunakan kunci yang ada di sakunya untuk membuka borgol di tanganya, setelah itu tanpa basa-basi Michael langsung mengambil pistol yang ada kantongnya kemudian menembak petugas Schwartz tepat di belakang kepalanya hingga tewas seketika dan membuat mobil patroli polisi itu menabrak selokan, belum cukup sampai disitu setelah berhasil membebaskan diri Joel dan Michael langsung menari tubuh Opsir Schwartz yang sudah tak bernyawa keluar dari mobil dan menembaknya sebanyak 16 kali sebelum melarikan diri ke kota tetangga Florence, dimana mereka menyewa sebuah mobil trailer. Saat tengah mengisi traier itu dengan senjata, datang dua orang petugas polisi, seketika itu juga si kembar langsung menembaki mobil dari kedua polisi dan membuat ke duanya langsung tersungkur, salah satu polisi yang bernama Toby Bethel bahkan belakangan diketahui harus menderita kelumpuhan akibat beberapa tembakan yang dialamainya.
Setelah peristiwa baku tembak itu, si kembar Stovall langsung melarikan diri dengan sebuah truk yang mereka rampas, dalam pelarianya ini Joel dan Michael juga terlibat baku tembak dengan polisi yang mengejar mereka, dalam pengejaran ini mereka juga melempar apaun yang ada dalam truk termasuk sebuah mesin ketik, dalam kejadian ini 16 terluka sedangkan Joel dan Michael berhasil melarikan diri setelah menabrak pembatas jalan dan melarikan diri ke dalam hutan. Setelah 24 jam bersembunyi dalam hutan dari kejaran Polisi, akhirnya putus asa dan menyerahkan diri, jika di hitung dalam peristiwa mengerikan ini si kembar Stovall telah membunuh satu orang, membuat lumpuh satu lagi dan juga melukai 17 orang lainya. Dan akibat perbuatanya itu Joel dan Michael Stovall di ganjar hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat dan masih di tambah hukuman kurungan tambahan selama 896 tahun.
Comments
Post a Comment