Kisah Bonnie Dan Clyde Kriminal Kelas Dunia
Siapa yang tidak mengenal Legenda Bonnie dan Clyde pasangan perampok dan kriminal terkenal di dunia yang beraksi di Amerika Serikat pada masa Depresi Besar. Bersama dengan gengnya, mereka merampok sejumlah bank, toko, dan SPBU. Geng ini dipercaya telah membunuh sedikitnya 9 orang polisi, sebelum akhirnya mereka ditembak mati di Louisiana.
Kematian mereka ternyata tidak membuat “popularitas” mereka sebagai kriminal kelas dunia. Buktinya, kisah hidup mereka malah diangkat ke layar lebar. Apalagi setelah polisi yang menggeledah kediaman mereka menemukan sekumpulan puisi yang ditulis Bonnie, lantas foto-foto mereka berdua yang berpose dengan senjata yang biasa mereka gunakan saat melakukan kejahatan.
Film yang mengangkat kisah mereka dibuat tahun 1937, tiga tahun setelah kematian Bonnie dan Clyde. Besutan sutradara Fritz Lang ini judulnya You Only Live Once. Sutradara William Witney pun menyusul tahun 1958 dengan filmnya berjudul The Bonnie Parker Story. Sepuluh tahun kemudian, dua tokoh senior Warren Beatty dan Faye Dunaway memerankan tokoh Bonnie and Clyde di film besutan sutradara Arthur Penn. Stasiun televisi pun tidak mau kalah, ketika tahun 1992 mengangkat kisah nyata pasangan ini di film Bonnie & Clyde: The True Story. Sungguh, luar biasa. Kriminal kambuhan yang menjadi selebritis, karena kisahnya yang dibukukan, diangkat pula ke layar lebar.
Pasangan romantis seperti Romeo & Juliet ini merampok, membunuh, mencuri dan mati, bersama. Mobil, foto dan senjata mereka dimuseumkan, buat mengabadikan sepak terjang mereka. Sebenarnya, siapa Bonnie & Clyde?
Bonnie Elizabeth Parker kelahiran Texas Amerika, 1 Oktober 1910, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Charles Parker dan Emma ini tinggal bersama sang ibu di Cement City, Dallas. Sang ayah meninggal dunia, ketika Bonnie masih berumur 4 tahun. Meski sang ibu hanya seorang pekerja pabrik garmen, dia selalu menonjol di sekolah, karena nilai-nilainya tinggi. Salah satu kehebatannya, menulis puisi. Karyanya kini bisa dilihat di buku The story of Suicide Sal dan The Trail’s End.
Sayang sekali, kecerdasannya tidak dimaksimalkan. Ketika Bonnie jatuh cinta dengan teman sekelasnya Roy Thornton, dia memilih menikah 25 September 1926. Bangku sekolah pun dia tinggalkan. Ironisnya, usia perkawinannya pun tidak lama. Hanya tiga tahun. Pasangan ini memilih berpisah, meski tidak pernah mendaftarkan perceraian mereka secara resmi. Ketika Roy mendengar Bonnie tewas dalam penggerebekan yang dilakukan polisi, dia sempat berkomentar, “Dia memang lebih baik mati, tertembak, daripada harus ditangkap polisi…”
Memang, kematian wanita ini menghebohkan, sampai menjadi headline beberapa surat kabar. Salah satunya penulis Jimmy Fowler yang membuat ulasan di Dallas Observer tahun 1999. Wartawan ini mengatakan, Bonnie yang mati muda ini meski terkenal sebagai perampok dan pembunuh, dia bukan pembunuh berdarah dingin. Karena masa kecilnya dia bocah cerdas yang suka menulis puisi, jago pidato dan aktris cilik. Salah satu buktunya, perempuan ini pernah ikut pementasan drama. Perannya sebagai Shirley Temple, artis cilik legendaris.
Cinta Bonnie dan Clyde
Sebenarnya, siapa laki-laki yang mampu mengubah hidup seorang Bonnie? Ya, Clyde Chestnut Barrow yang lahir di sebelah selatan kota Dallas. Anak kelima dari tujuh bersaudara ini lahir dalam kesederhanaan. Keluarga petani. Kehidupan yang keras, membuatnya terbiasa keluar masuk penjara. Pertama dia berkenalan dengan jeruji besi, saat Clyde terlambat mengembalikan mobil sewaan tahun 1926.
Bukannya jera, setahun kemudian, dia kembali ditangkap bersama saudaranya Marvin Barrow karena mencuri. Sebelum dia memperoleh pekerjaan formal yang jelas, Clyde punya sederet catatan kejahatan di kepolisian. Pencurian mobil, perampokan departement store, sampai pemerasan. Karena rekor kejahatannya, dia sempat dimasukkan dalam Eastham Prison Farm tahun 1930.
Kariernya sebagai narapidana, membuat laki-laki ini semakin fokus dengan profesinya sebagai perampok supermarket, pom bensin, sampai bank. Sedikitnya ada 15 bank sudah dibobolnya, hingga genknya dikenal dengan julukan the Barrow Gang.
Bonnie sebenarnya tidak begitu akrab dengan kekerasan, namun pertemuannya dengan Clyde di rumah salah satu sahabat mereka, mengubahnya menjadi wanita yang keras. Bonnie pun bergabung dalam genk Barrow. Sejumlah media setempat mengabarkan, keikutsertaan wanita ini karena dia sudah dimabuk cinta. Nggak heran, pasangan Bonnie dan Clyde dikenal sebagai pasangan kriminal yang selalu kompak melakukan berbagai tindak kejahatan di mana pun berada. Mmm…mirip Romeo dan Juliet.
Rekor kejahatan mereka selain merampok, memeras, membunuh, juga mencuri dalam skala besar. Uniknya dalam setiap melakukan kejahatan, mereka selalu membawa kamera, lantas berpose di depan korban-korban mereka atau barang jarahan yang mereka peroleh.
Tragis. Kejahatan yang mereka lakukan berdua, akhirnya dapat dihentikan. Lewat pengejaran yang panjang, empat polisi Texas dan dua polisi dari Louisiana berhasil menembak mati mereka, tepat 23 Mei 1934, saat mereka disergap di Bienville Parish Louisiana. SSA9YKQYM5PK
Kematian mereka ternyata tidak membuat “popularitas” mereka sebagai kriminal kelas dunia. Buktinya, kisah hidup mereka malah diangkat ke layar lebar. Apalagi setelah polisi yang menggeledah kediaman mereka menemukan sekumpulan puisi yang ditulis Bonnie, lantas foto-foto mereka berdua yang berpose dengan senjata yang biasa mereka gunakan saat melakukan kejahatan.
Film yang mengangkat kisah mereka dibuat tahun 1937, tiga tahun setelah kematian Bonnie dan Clyde. Besutan sutradara Fritz Lang ini judulnya You Only Live Once. Sutradara William Witney pun menyusul tahun 1958 dengan filmnya berjudul The Bonnie Parker Story. Sepuluh tahun kemudian, dua tokoh senior Warren Beatty dan Faye Dunaway memerankan tokoh Bonnie and Clyde di film besutan sutradara Arthur Penn. Stasiun televisi pun tidak mau kalah, ketika tahun 1992 mengangkat kisah nyata pasangan ini di film Bonnie & Clyde: The True Story. Sungguh, luar biasa. Kriminal kambuhan yang menjadi selebritis, karena kisahnya yang dibukukan, diangkat pula ke layar lebar.
Pasangan romantis seperti Romeo & Juliet ini merampok, membunuh, mencuri dan mati, bersama. Mobil, foto dan senjata mereka dimuseumkan, buat mengabadikan sepak terjang mereka. Sebenarnya, siapa Bonnie & Clyde?
Bonnie Elizabeth Parker kelahiran Texas Amerika, 1 Oktober 1910, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Charles Parker dan Emma ini tinggal bersama sang ibu di Cement City, Dallas. Sang ayah meninggal dunia, ketika Bonnie masih berumur 4 tahun. Meski sang ibu hanya seorang pekerja pabrik garmen, dia selalu menonjol di sekolah, karena nilai-nilainya tinggi. Salah satu kehebatannya, menulis puisi. Karyanya kini bisa dilihat di buku The story of Suicide Sal dan The Trail’s End.
Sayang sekali, kecerdasannya tidak dimaksimalkan. Ketika Bonnie jatuh cinta dengan teman sekelasnya Roy Thornton, dia memilih menikah 25 September 1926. Bangku sekolah pun dia tinggalkan. Ironisnya, usia perkawinannya pun tidak lama. Hanya tiga tahun. Pasangan ini memilih berpisah, meski tidak pernah mendaftarkan perceraian mereka secara resmi. Ketika Roy mendengar Bonnie tewas dalam penggerebekan yang dilakukan polisi, dia sempat berkomentar, “Dia memang lebih baik mati, tertembak, daripada harus ditangkap polisi…”
Memang, kematian wanita ini menghebohkan, sampai menjadi headline beberapa surat kabar. Salah satunya penulis Jimmy Fowler yang membuat ulasan di Dallas Observer tahun 1999. Wartawan ini mengatakan, Bonnie yang mati muda ini meski terkenal sebagai perampok dan pembunuh, dia bukan pembunuh berdarah dingin. Karena masa kecilnya dia bocah cerdas yang suka menulis puisi, jago pidato dan aktris cilik. Salah satu buktunya, perempuan ini pernah ikut pementasan drama. Perannya sebagai Shirley Temple, artis cilik legendaris.
Cinta Bonnie dan Clyde
Sebenarnya, siapa laki-laki yang mampu mengubah hidup seorang Bonnie? Ya, Clyde Chestnut Barrow yang lahir di sebelah selatan kota Dallas. Anak kelima dari tujuh bersaudara ini lahir dalam kesederhanaan. Keluarga petani. Kehidupan yang keras, membuatnya terbiasa keluar masuk penjara. Pertama dia berkenalan dengan jeruji besi, saat Clyde terlambat mengembalikan mobil sewaan tahun 1926.
Bukannya jera, setahun kemudian, dia kembali ditangkap bersama saudaranya Marvin Barrow karena mencuri. Sebelum dia memperoleh pekerjaan formal yang jelas, Clyde punya sederet catatan kejahatan di kepolisian. Pencurian mobil, perampokan departement store, sampai pemerasan. Karena rekor kejahatannya, dia sempat dimasukkan dalam Eastham Prison Farm tahun 1930.
Kariernya sebagai narapidana, membuat laki-laki ini semakin fokus dengan profesinya sebagai perampok supermarket, pom bensin, sampai bank. Sedikitnya ada 15 bank sudah dibobolnya, hingga genknya dikenal dengan julukan the Barrow Gang.
Bonnie sebenarnya tidak begitu akrab dengan kekerasan, namun pertemuannya dengan Clyde di rumah salah satu sahabat mereka, mengubahnya menjadi wanita yang keras. Bonnie pun bergabung dalam genk Barrow. Sejumlah media setempat mengabarkan, keikutsertaan wanita ini karena dia sudah dimabuk cinta. Nggak heran, pasangan Bonnie dan Clyde dikenal sebagai pasangan kriminal yang selalu kompak melakukan berbagai tindak kejahatan di mana pun berada. Mmm…mirip Romeo dan Juliet.
Rekor kejahatan mereka selain merampok, memeras, membunuh, juga mencuri dalam skala besar. Uniknya dalam setiap melakukan kejahatan, mereka selalu membawa kamera, lantas berpose di depan korban-korban mereka atau barang jarahan yang mereka peroleh.
Tragis. Kejahatan yang mereka lakukan berdua, akhirnya dapat dihentikan. Lewat pengejaran yang panjang, empat polisi Texas dan dua polisi dari Louisiana berhasil menembak mati mereka, tepat 23 Mei 1934, saat mereka disergap di Bienville Parish Louisiana. SSA9YKQYM5PK
Comments
Post a Comment