kisah makam mengeluarkan darah dan bau amis di cilincing

Jakarta Bau amis yang menyengat dari sebuah makam di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, kerap diprotes warga. Kala angin bertiup kencang, bau amis itu tercium hingga ke pemukiman. Makan pun jadi tak nafsu.

"Kalau angin kencang, baunya bikin kita enggak kuat. Apalagi kalau kita lagi makan, jadi enggak enak," kata warga sekitar, Angga, saat ditemui dilokasi, Jl Malaka IV, Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (12/4/2012).

Mamat, yang juga bermukim sekitar 300 meter dari TPU Rorotan juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, bau tersebut sangat menaganggu. Ia pun meminta agar kuburan itu diperbaiki.

"Kita minta diperbaikin biar bau amisnya enggak sampai rumah kita," tukas Mamat.

Namun, permintaan warga itu tidak bisa dikerjakan oleh penjaga TPU Rorotan. Pihak TPU Rorotan belum mendapat izin dari keluarga untuk membongkar kuburan tersebut.

"Kalau tidak ada izin, kita tidak bisa bongkar. Itu kan kuburan orang, ya harus izin dulu," terang, Penjaga TPU Rorotan, Otong.

Otong menambahkan, tiap hujan deras mengguyur, selalu ada warga yang datang dan meminta untuk membongkar kuburan itu. Namun, hal itu tidak bisa ia laksanakan, karena belum dapat izin dari keluarga.

Makam yang disemayamkan jasad Rohani itu membuat heboh warga sekitar lokasi pekuburan sejak Februari lalu. Kala itu mulai muncul tetesan darah dari makam. Rohani dimakamkan sejak Februari.

Bahkan ketika angin berhembus, bau amis pun tersebar. Banyak warga datang dan melihat makam itu. Namun tidak ada yang bisa warga lakukan. Mereka pun tak tahu penyebabnya.



Kuburan yang mengeluarkan darah dan bau amis di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, merupakan makam seorang ibu bernama Rohani. Menurut penjaga makam, Otong, semasa hidup Rohani, saat masih hidup bekerja sebagai orang yang meminjamkan uang.

"Dulunya si ibu itu rentenir. Dia sempat jadi warga Rorotan, terus pindah ke Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara," kata Otong saat ditemui di lokasi, Jl Malaka IV, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (12/4/2012).

Rohani sejak 2009 lalu pindah rumah dari Rorotan ke Warakas. Otong menambahkan, kendati rentenir, Ibu Rohani bersikap santun pada warga.

"Ibunya doyan ngobrol, baik sama kita juga," terang Otong.

Saat hidup di Rorotan, Rohani tinggal di perumahan Green Garden. Ia tinggal bersama suaminya dan anak-anaknya. Rohani pun hidup secara berkecukupan.

Namun, kuburan yang dihuni oleh Royani sejak 18 Februari silam jarang dikunjungi keluarganya. Bahkan, saat 40 harian pun sang keluarga tak kunjung melayat makam tersebut.

"Jarang datang, kalaupun datang cuma tengok saja. Enggak minta dibersihkan," tutp Otong.

Pernah saat 31 Maret lalu keluarga datang. Namun tidak ada kata yang terucap. Bahkan utang Rp 100 ribu untuk memasang nisan pun tak dibayarkan.

"Masih ada utang sama kita. Utang Rp 100 ribu. Dulu papannya kan kayu, terus keluarganya minta dibikin dari batu granit. Sampai sekarang belum di bayar," ucap Otong.

Makam itu membuat heboh warga sekitar lokasi pekuburan. Sejak Februari lalu kala mulai muncul tetesan darah dari makam. Kemudian ketika angin berhembus, bau amis pun tersebar. Banyak warga datang dan melihat makam itu. Namun tidak ada yang bisa warga lakukan. Mereka pun tak tahu penyebabnya.

Comments

Popular posts from this blog

18+:Foto Otopsi Korban Pembunuhan dan Perkosaan

Hutan Hoia Baciu, Salah Satu Hutan Paling Mengerikan di Dunia