Bayi Lahir, Kepala dan Tangan Copot



Malang nasib bayi yang terlahir dari perempuan bernama Nurwahida (20) warga Kelurahan Data’, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Bayi tersebut terlahir dengan kondisi badan terpisah dengan kepala dan tangannya. Diduga, bayi tersebut dilahirkan dari perut ibunya dengan cara dipaksakan.

Saat dilahirkan, anggota tubuh yang keluar dari perut ibunya hanya kaki dan badannya. Sementara, kepala dan tangan bayi tertinggal dalam rahim. Untuk menyelamatkan nyawa ibunya, pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang terpaksa belakukan operasi bedah dan mengeluarkan sisa putongan tubuh sang bayi.

Hanya saja, terkait dengan kasus ini, keluarga ibu bayi tersebut masih enggan memberikan keterangan. Inteligen Kepolisian Resor (Polres) Pinrang yang melakukan penyelidikan terpaksa terkendala akibat tidak adanya pihak yang bersedia memberikan keterangan.

Sementara, Pihak RSU Lasinrang dikonfirmasi hanya memberikan pembenaran atas kejadian ini. Pihak rumah sakit mengaku menerima Ny Nurwahida sebagai pasien sudah dalam keadaan seperti itu. Wahidah menjadi pasien RSU Lasinrang sejak Kamis (26/9) berkisar antara Pkl 13:15 Wita hingga Pkl 13.45 Wita.

“Kami kurang tahu persis apa penyebab dan bagaimana kronologisnya, Nurwahida merupakan pasien rujukan dari
Puskesmas Bungi, Kecamatan Duampanua. Kami menerima pasien Nurwahida sudah dalam keadaan seperti itu,” jelas salah seorang petugas RSU Lasinrang.

Dr Harian Kompas

PINRANG, KOMPAS.com — Direktur Rumah Sakit Umum (RSUD) Lasinrang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, dr Hasnah menyatakan, saat tiba di RSUD Lasinrang, kondisi bayi Nurwahida sudah dalam kondisi kepala terlepas dari badan. Bayi tersebut merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Desa Bungin.

"Memang kondisinya seperti itu. Saat tiba di RSUD Lasinrang sini, kepala sudah keluar, sementara badan bayi masih di dalam perut sang ibu," urai Direktur RSUD Lainrang, dr Hasnah, melalui sambungan telepon, Jumat (27/9/2013).

Menurut dr Hasnah, orangtua bayi malang tersebut masuk ke Puskesmas Bunging menggunakan Jamkesmas dan dirujuk ke RSUD Lasinrang pada Kamis, 26 September sekitar pukul 11 00 Wita. Bayi di perut sudah dalam posisi partum 1 jam 20 derajat (partum pukul 10.00 di Puskesmas Bunging). Ibu bayi mengalami distosia dengan usia kehamilan antara 28-29 minggu (6-7 Bulan).

Informasi lain yang diperoleh selama kehamilan, Nurwahida, orangtua bayi malang itu, hanya sekali melakukan pemeriksaan di puskesmas.

Secara terpisah, Kepala Puskesmas Bungi dr Ni Nyoman Sidiarti, saat dihubungi melalui telepon seluler, enggan berkomentar banyak. Dia hanya menyatakan bahwa data terkait kelahiran bayi malang itu sedang diproses untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Pinrang.

"Sebaiknya datanya diambil Senin lusa di Dinas Kesehatan, sebab bukan kewenangan kami untuk memberikan keterangan," kata Ni Nyoman.

Diduga malapraktik

Diberitakan sebelumnya, foto kepala dan tangan seorang bayi yang terlepas dari badannya seusai persalinan oleh perawat dan dokter di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, beredar di masyarakat. Foto-foto yang beredar melalui ponsel warga itu sangat meresahkan warga Kabupaten Pinrang.

"Mulai kemarin foto-foto bayi terlepas kepala dan tangannya beredar. Hingga kini keluarga korban masih enggan berkomentar," ujar Rasie, warga Pinrang, sambil menunjukkan foto bayi malang tersebut.

Diduga, bayi tersebut korban malapraktik saat persalinan. Salah seorang warga yang mengaku kerabat orangtua bayi, Agustina, menjelaskan, bayi tersebut dilahirkan dari saudaranya bernama Nurwahida. Awalnya, kata Agustina, Nurwahida dirawat di Puskesmas Desa Bunging, Kabupaten Pinrang.

"Menurut penuturan kemenakan saya, yakni Nurwahida, ibu dari bayi ini, awalnya ia dirawat di Puskesmas Desa Bunging. Namun, pihak puskesmas merujuk ke RSUD Lasinrang," ujar Agustina di RSUD Lasinrang sambil menunjukkan foto bayi, Jumat (27/9/2013).

Agustina menuding adanya malapraktik yang dilakukan tim medis RSUD Lasinrang dan puskesmas. Dia berharap adanya kejelasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas karena hingga kini orangtua dan beberapa anggota keluarga belum melihat kondisi bayi hingga dikebumikan.

Sementara itu, sejumlah wartawan media cetak dan elektronik Kabupaten Pinrang mendatangi RSUD Lasinrang, Kelurahan Maccara Walie, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, untuk memastikan kebenarannya.

Di RSUD Lasinrang, Nurwahida dan suaminya, Hamsah, dikabarkan masih trauma, dan enggan keluar dari Ruang Asoka RSUD Lasinrang, tempat ibu bayi dirawat. Hingga kini, sejumlah wartawan masih kesulitan mewawancarai Nurwahida. Suasana RSUD Lasinrang pun sepi dan tidak ada satu pun dokter yang bisa ditemui.

Comments

Popular posts from this blog

18+:Foto Otopsi Korban Pembunuhan dan Perkosaan

Hutan Hoia Baciu, Salah Satu Hutan Paling Mengerikan di Dunia